Drama ini berkisah tentang Yang Yue-feng. Saat masa kecilnya, dia hidup di keluarga yang cukup mampu. Setelah ayahnya meninggal, dia berpikir untuk berhenti sekolah. Namun atas dorongan ibu dan saudara-saudaranya, dia bertekad harus menempuh pendidikan sebaik-baiknya. Saat lulus, Yue-feng masuk sekolah keguruan, dia ingin kelak menjadi guru yang baik yang mendidik murid dengan sepenuh hati seperti guru-gurunya dulu. Setelah lulus, dia sempat menjadi guru kemudian jadi kDAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu dan Minggu, 10 April 2010, Pk 11.00 WIB; Episode ek di beberapa sekolah. Hingga akhirnya suatu ketika dia dipanggil untuk memimpin sekolah SD Tzu Chi sebagai kDAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu dan Minggu, 10 April 2010, Pk 11.00 WIB; Episode ek. Yue-feng sangat menyetujui filosofi pendidikan Master Cheng-yen juga dari Kata Perenungan Master, bahkan menjadikannya sebagai pelajaran tambahan di pendidikan budi pekerti. Setelah pensiun dari SD Tzu Chi, dia tetap berkarya dan bersumbangsih di Tzu Chi untuk misi pendidikan.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu, 10 April 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 1:
Yang Yue Feng yang periang dan lincah lahir di masa pendudukan Jepang di Taiwan. Di masa perang, Yue-feng dan keluarganya sering kali harus siap menghadapi ancaman serangan bom dan bersembunyi di tempat perlindungan. Yue-feng merupakan anak kedua dari pasangan Yang Zhi-feng dan Shu-xia, Keluarga Yue-feng termasuk keluarga mampu dan hidup berkecukupan di masa itu. Ayahnya Yang Zhi-feng memiliki beberapa lahan tanah dan toko, salah satunya tokonya adalah toko kain yang dibuka di depan rumah mereka. Meski Yue-feng adalah anak perempuan satu-satunya di rumah, ibunya selalu mendidiknya dengan baik dan tegas, serta memberi nasihat kepada Yue-feng untuk melakukan pekerjaan dengan teliti dan sepenuh hati. Yue-feng memiliki seorang sahabat karib yang bernama Yuan Gui-xiang. Meski Gui-xiang berasal dari keluarga kurang mampu, namun hal itu tak menjadi kendala persahabatan mereka. Kakak Yue-feng, Yang Wen-long, setelah lulus SMP berniat meneruskan pendidikan ke jenjang SMU di Taipei, namun ayahnya berharap Wen-long dapat membantu mengelola toko dan penyewaan sawah milik keluarga mereka. Pada tahun 1945, Jepang akhirnya menyatakan menyerah kepada dunia dan meninggalkan Taiwan di tahun yang sama. Setelah mendengar bahwa Jepang menyerah, ayah Yue-feng, Yang Zhi-feng menceritakan anak-anaknya tentang asal leluhur mereka dan nasihat Keluarga Yang yang diwariskan para leluhur yaitu untuk senantiasa mengingat budi jasa leluhur, menjadi orang yang mencintai keadilan dan berakhlak tinggi. Yang Zhi-feng, ayah Yue-feng demi memperluas peluang usaha sering kali harus mengadakan perjamuan bisnis, sehingga sering pulang larut malam. Suatu hari, teman ibu Yue-feng yang bernama A Ngo melihat ayah Yue-feng berjalan bersama seorang wanita dan menceritakan hal tersebut kepada ibu Yue-feng. Sejak itulah tiap malam ibu Yue-feng dengan cemas menanti kepulangan suaminya dan kadang kala bertengkar dengan suaminya karena curiga suaminya memiliki wanita simpanan.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 11 April 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 2:
Yue-feng yang sedih melihat kondisi ibunya yang sering menangis dan bertengkar dengan ayahnya tak berani mengutarakan niatnya untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. Setelah ibu Yue-feng mengetahui putrinya ingin melanjutkan sekolah, ibu Yue-feng sangat mendukung keinginan putrinya, karena ibu Yue-feng berpendapat bahwa walau terlahir sebagai seorang anak perempuan hendaknya juga harus dapat mengandalkan diri sendiri untuk masa depan dan agar tidak diremehkan orang. Setelah diizinkan mengikuti tes masuk SMP, Yue-feng dan Gui-xiang dengan giat mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk SMP. Ayah Yue-feng yang mendengar kabar bahwa putrinya Yue-feng dan sahabatnya Gui-xiang lolos masuk SMP dengan prestasi yang sangat baik mengadakan pesta dan mengundang para guru yang telah membimbing putrinya untuk menyatakan terima kasih. Di hari pertama sekolah, Yue-feng memperoleh hadiah jas hujan yang diberikan ayahnya sebagai hadiah karena lolos masuk SMP. Yue-feng sangat gembira menerima hadiah itu dan dengan bangga memperlihatkan jas hujan tersebut kepada Gui-xiang dan terus berharap turun hujan agar dapat mengenakan jas hujan tersebut. Di hari pertama sekolah, Yue-feng dan Gui-xiang yang semula takut bertemu dengan guru-guru di SMP yang mereka bayangkan sebagai guru yang galak dan keras, akhirnya dapat merasa tenang karena bertemu dengan seorang guru bahasa Inggris yang sangat ramah dan penuh perhatian. Di tahun itu terjadi Pemotongan Nilai Mata Uang di Taiwan, dimana 40.000 NTD lama hanya dapat ditukar menjadi 1 NTD baru. Perubahan ekonomi Taiwan ini membuat ayah Yue-feng yang baru meminjam kredit dari koperasi demi membeli truk untuk usaha penyewaan angkutan kalang kabut dan risau. Melihat sang ayah yang cemas akan perubahan ekonomi di Taiwan dan bersusah payah mencari peluang usaha dan memperoleh kembali uang sewa yang belum tertagih demi membayar kredit pinjamannya, Wen-long merasa sebagai anak tertua ia seharusnya bertanggung jawab meringankan beban orang tua dan bertekad untuk membantu ayahnya melalui masa-masa sulit ini. Selain itu, ayah Yue-feng terus berupaya mencari peluang untuk menyewakan truknya agar dapat membayar kredit pinjamannya di koperasi. Yang Zhi-feng harus merendahkan diri, menurunkan harga dari harga pasaran dan berusaha menyenangkan hati ketua pihak sandiwara musikal tradisional agar bersedia menyewa truknya. Di hari yang telah dijanjikan kepada pihak penyewa, ayah Yue-feng terpaksa harus mengantar putrinya yang terlambat masuk sekolah dan Yue-feng tak pernah menyangka bahwa hari itu adalah hari terakhir bagi dirinya untuk melihat ayahnya tercinta.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu 17 April 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 3:
Untuk menyenangkan pihak penyewa dan memberikan tempat duduk yang nyaman Yang Zhi-feng, ayah Yue-feng melakukan tindakan yang berbahaya dengan berdiri di samping pintu truk. Ketika truk berlari kencang atas permintaan ketua sandiwara musikal tradisional dan tiba-tiba harus rem mendadak untuk menghindari sepeda yang melaju di depan truk, ayah Yue-feng yang berdiri di samping pintu truk terpental dan jatuh, serta meninggal di tempat kejadian. Shu-xia, ibu Yue-feng yang sedang berada di rumah ibunya terkejut setelah mendengar kabar dari putranya Wen-long bahwa suaminya Yang Zhi-feng meninggal karena terjatuh dari truk ketika dalam perjalanan mengangkut para pemain sandiwara musikal tradisional. Yue-feng yang mendengar kabar ini dari Pak Guru Jiang juga terus menangis sambil mengenakan jas hujan pemberian ayahnya. Yue-feng terus menyalahkan dirinya dan merasa karena demi mengantarnya ke sekolah-lah ayahnya harus tergesa-gesa memenuhi janjinya kepada pihak penyewa truk. Wen-long dengan bijaksana menasihati adiknya Yue-feng untuk tidak berpikiran demikian agar ayahnya dapat meninggal dengan tenang, dan berkata sebagai anak mereka malah harus makin tegar dan memikul tanggung jawab keluarga. Setelah ayahnya meninggal kondisi keluarga Yue-feng mengalami perubahan besar. Teman usaha ayah mereka satu persatu datang untuk menagih utang. Ada yang datang menagih utang dengan bunga yang tinggi tanpa adanya bukti utang. Meski Wen-long tak bersedia membayar utang karena tak ada bukti, namun ibu mereka menasihati mereka bahwa meski hidup sulit tetap harus membayar utang agar tak diremehkan orang. Selain itu para penyewa sawah maupun lahan keluarga Yang dengan berbagai alasan tak mau membayar uang sewa, bahkan ada yang mempersulit mereka. Yong-kun yang menyewa sawah milik ayah Yue-feng tak bersedia memberikan uang sewa dan meminjan alasan peraturan pemerintah untuk menekan Wen-long dan neneknya yang datang menagih uang sewa. Setelah berdiskuti dengan istrinya, akhirnya Yong-kun dengan senyum licik bersedia membayar utang sewa tanah dengan memberikan beberapa karung gabah kepada Wen-long dan neneknya.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 18 April 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 4
Pak lurah memberitahu ibu Yue-feng dan kakaknya Wen-long bahwa gabah yang diberikan Yong-kun sebagai pembayaran sewa sawah mereka adalah gabah yang telah rusak. Selain itu, di toko kain, A Tang pemasok kain untuk toko mereka sedang menunggu kepulangan mereka untuk menagih uang kain. Ibu Yue-feng memohon dan meminta pengertian dari A Tang agar diberi kelonggaran waktu untuk membayar utang mereka, namun setelah sampai di hari yang telah ditentukan ibu Yue-feng tetap tak dapat membayar utangnya kepada A Tang, sehingga A Tang terpaksa harus mengambil semua kain yang ada di toko keluarga Yang. Yue-feng yang melihat kondisi ekonomi keluarganya yang makin sulit sepeninggal ayahnya berpikir untuk berhenti sekolah dan bekerja untuk meringankan beban keluarga, tapi niatnya ini tidak dikabulkan oleh ibunya. Ibu dan kakaknya memintanya untuk tak perlu cemas dan tekun belajar agar memiliki bekal untuk masa depan. Mendengar perkataan ibunya dan demi menyenangkan hati ibunya, Yue-feng makin giat belajar, karena ia tahu bahwa hanya dengan prestasi yang baik, hati ibunya akan terhibur. Karena tak berhasil menagih uang sewa tanah dan adanya perubahan peraturan pemerintah atas lahan pertanian, ekonomi keluarga Yue-feng semakin terpuruk dan tak memiliki uang untuk keperluan keluarga maupun untuk melunasi utang, karenanya ibu Yue-feng berusaha meminjam uang dari salah satu keluarganya yaitu Paman Wan. Setelah Paman Wan melihat sendiri kondisi keluarga Yue-feng, ia tak bersedia memberikan pinjaman karena takut ibu Yue-feng takkan bisa mengembalikan pinjamannya. Melihat ibu dan kakaknya bersusah payah menghidupi keluarga, Yue-feng memutuskan untuk berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Karena terlalu lelah karena harus pagi-pagi sekali sudah harus berjalan kaki ke sekolah dan kurang makan, suatu hari Yue-feng jatuh sakit di sekolah.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu , 24 April 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 5
Pak Guru Jiang yang tahu bahwa Yue-feng berjalan kaki ke sekolah dan hanya makan ubi untuk bekal makan siangnya, menyuruh Yue-feng untuk memakan bekal makan siangnya. Gui-xiang memberitahunya untuk tak menyia-nyiakan niat baik pak guru. Yue-feng yang biasanya pulang sekolah bersama adiknya Wen-hu, suatu hari harus pulang sekolah sendirian. Karena jalan yang sudah dilalui sangat gelap, Yue-feng akhirnya tersesat dan terlambat pulang ke rumah. Setelah kejadian ini, nenek Yue-feng membelikan sepeda untuk Yue-feng dan Wen-hu sebagai alat transportasi mereka ke sekolah. Suatu hari karena Yue-feng tersesat saat pulang ke rumah dan terjatuh dari sepeda, akhirnya ibunya setelah berbicara dengan orang tua Gui-xiang memutuskan mengirim Yue-feng untuk tinggal bersama Gui-xiang di rumah sewaan di dekat sekolah mereka di Chungli. Ibu Yue-feng juga membekalinya dengan beras putih yang mulanya untuk bekal makan keluarganya selama beberapa hari untuk diberikan kepada tuan rumah tempat Yue-feng tinggal nanti. Ibu Yue-feng demi menghidupi keluarganya terus berusaha menagih utang kepada para penyewa tanah maupun lahan milik keluarganya. Namun Yong-kun salah seorang penyewa sawahnya selain tak bersedia membayar sewa sawahnya kepada ibu Yue-feng juga mempengaruhi para penyewa lain untuk tak membayar sewa. Ia malah mencari gara-gara dengan menuntut ibu Yue-feng dan neneknya hingga ke pengadilan dengan tuduhan mencelakai dirinya hingga terluka dan menghambat orang lain berdagang. Mendengar hal ini, Wen-long yang baru pulang dari Taipei untuk mencari pekerjaan di sana menjadi marah dan mencari Yong-kun untuk memperdebatkan hal ini. Wen-hu yang tahu bahwa kakaknya, Wen-long dengan emosi mencari Paman Yong-kun segera memberitahu ibunya bahwa kakaknya mencari Paman Yong-kun.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 25 April 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 6
Wen-long menagih utang pada Paman Yong-kun dan Paman Qing-shui, tapi mereka tidak mau membayar. Hal ini membuat Wen-long kesal dan bersikap kasar pada mereka. Ibu Wen-long yang melihat kejadian tersebut, marah pada Wen-long. Paman Yong-kun yang tak terima dengan sikap Wen-long, menuntut Keluarga Yang dengan alasan sudah dianiaya oleh Wen-long. Saat berada di pengadilan Paman Yong-kun sengaja mencari masalah dengan keluarga Yang agar tidak perlu membayar uang sewa tanah dan bisa mendapat uang ganti rugi. Beruntung Hakim bersikap bijaksana dalam tuntutan ini sehingga kasus tuntutan ini berpihak pada keluarga Yang. Paman Yong-kun tidak senang dengan kekalahannya, dia masih tidak bersedia membayar uang sewa. Wen-long akhirnya mencari pekerjaan dengan bekerja pada penjual daging teman ayahnya. Yue-feng yang selalu giat belajar dan selalu mendapat rangking tiga besar di sekolah, sungguh membuat guru kagum. Kerajinannya pulalah yang membuat Yue-feng memperoleh beasiswa di sekolah keguruan, begitu juga dengan sahabatnay sejak kecil, Gui-xiang. Pada hari pertama mereka mendaftar, dia dan Gui-xiang pun dengan segera mendapat teman baru, Ya-fang dan You-lan.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu , 1 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 7
Hari pertama Yue-feng bersekolah di sekolah keguruan sungguh menyenangkan. Yue-feng satu kelas dan satu asrama dengan Gui-xiang, sahabatnya sejak kecil. Mereka berdua juga menjalin persahabatan dengan You-lan dan Ya-fang. Di sekolah tersebut banyak hal bermanfaat yang mereka pelajari, salah satunya dari Wali kelas mereka, Bu guru Nie. Bu guru Nie selain mengajar di kelas juga mengajarkan mereka cara berkebun. Awalnya murid-murid tidak memahami cara pengajaran Bu guru Nie. Namun perlahan, mereka justru merasa pengajaran Bu guru Su-hua sangat unik.
Pertemanan mereka berempat terbilang unik. You-lan yang sensitif, tidak suka dengan sifat terus terang Ya-fang. Hal tersebut sering menimbulkan perselisihan di antara mereka. Ya-fang yang bersifat terus terang justru sering membuat You-lan yang pendiam dan sensitif, kesal. Pada dasarnya Ya-fang memiliki sikap yang perhatian, bahkan pada tumbuhan sekalipun. Dia merawat tumbuhan dengan sangat telaten. Perhatiannya itulah yang membuat You-lan berubah pikiran tentang Ya-fang.
Di kala Yu-feng sedang sibuk bersekolah, di rumah justru terjadi masalah besar. Wen-hu menghilangkan uang utang yang harus dibayarkan pada penjual daging, bos dari kakaknya Wen-long. Masalah ini menyebabkan Wen-hu memutuskan untuk putus sekolah dan ke kota bersama Wen-long mencari pekerjaan.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 2 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 8
Kerjasama kelompok Yue-feng, Gui-xiang, You-lan, dan Ya-fang dalam merawat sayuran membuahkan hasil panen yang bagus. Setelah melalui pelajaran tanam-menanam, murid-murid sekolah keguruan menghadapi tantangan baru. Berpidato di depan kelas untuk mempersiapkan mereka berdiri diatas podium sebagai guru. Pidato di depan kelas merupakan hambatan bagi Yue-feng. Karena saat Yue-feng berada di depan kelas, dia merasa demam panggung. Beruntung teman-teman Yue-feng menyemangatinya. Saat Bu guru Nie tahu kelemahan Yue-feng, beliau pun membimbingnya. Yue-feng yang hampir putus asa akhirnya bisa percaya diri berpidato di depan kelas. Seiring waktu berlalu liburan semester tiba, Yue-feng pulang ke rumah untuk berlibur. Setelah liburan terlewati, semua murid kembali ke sekolah. Lalu tibalah saatnya murid-murid akan lulus. Sebelum kelulusan, mereka harus menjalankan praktek kerja dengan mengajar di sekolah. Yue-feng lulus dengan nilai yang sangat baik. Kelulusan Yue-feng sebagai guru sungguh membuat keluarganya penuh rasa bangga. Bahkan kepala sekolah SD Yue-feng pun dengan segera menemui Yue-feng dan Gui-xiang untuk meminta mereka mengajar di SD mereka dulu.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu, 8 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 9
Hari-hari Yue-feng mengajar di sekolah dimulai. Masa-masa awal mengajar diisi banyak pengalaman baru. Yue-feng sangat memperhatikan murid-muridnya, baik pendidikan maupun kesehatan mereka. Yue-feng juga sangat bersedia membantu, terutama pada murid-murid yang memiliki masalah. Salah satunya murid bernama Liu Su-yin. Sikapnya di kelas yang tidak mau belajar dan merasa sudah bisa, membuat Yue-feng bertanya-tanya. Ada beberapa saat Su-yin tidak masuk kelas. Guru di sekolah menyarankan Yue-feng untuk melakukan kunjungan ke rumah Su-yin agar rasa penasaran Yue-feng bisa terjawab. Yue-feng menempuh jarak yang jauh untuk tiba di rumah Su-yin. Ternyata Su-yin tinggal bersama Nenek dan adiknya yang masih bayi. Karena neneknya mengalami sakit pinggang, Su-yin pun harus membantu keluarga. Sedangkan orangtua Su-yin bekerja di kota demi menafkahi keluarga. Saat nenek Su-yin tahu maksud kedatangan Yue-feng untuk membujuk Su-yin kembali bersekolah, nenek Su-yin tidak setuju. Namun ketekunan Yue-feng menggerakkan hati Nenek Su-yin. Yue-feng pun mencari jalan keluar agar Su-yin bisa bersekolah sekaligus menjaga adiknya. Yue-feng sangat menikmati pekerjaannya sebagai guru sampai-sampai tidak terpikirkan hal pernikahan. Sementara Gui-xiang sudah mulai dijodohkan dan akan segera naik ke pelaminan.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 9 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 10
Ibu Yue-feng sangat menyayangi Yue-feng, sampai pada hal jodoh pun menjadi perhatiannya. Ibu Yue-feng bahkan sudah meminta mak comblang untuk mencarikan jodoh bagi Yue-feng. Namun Yue-feng malah belum berpikiran untuk menikah. Karena dia sangat mencintai dan menikmati pekerjaannya sebagai guru. Selain itu Yue-feng juga sedikit trauma dengan pertengkaran Ayah Ibunya waktu dia kecil yang mencurigai Ayahnya berselingkuh.
Zhi-xiong, pria yang dijodohkan dengan Yue-feng terbilang unik. Dia mencari tahu keadaan Yue-feng dengan mendatangi sekolah tempatnya mengajar.
Setelah menikah, Gui-xiang akan pindah ke daerah lain dan mengajar di sekolah dekat rumah barunya, Yue-feng merasa gembira Gui-xiang akan menikah, tapi juga sedih karena akan berpisah dengan Gui-xiang.
Saat mendengar salah seorang guru di sekolah akan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, Yue-feng merasa terdorong untuk memperoleh pendidikan dan wawasan yang lebih luas. Namun dia merasa cita-citanya ini akan terhambat jika dia menikah. Ibu Yue-feng yang ingin segera melihat Yue-feng menikah, menyarankan Yue-feng mencari Zhi-xiong, meminta bantuan dia untuk mencarikan pekerjaan di sekolah sekitar tempat tinggal Zhi-xiong, agar mereka lebih mudah mengenal jauh satu-sama lain. Tetapi Zhi-xiong tidak bersedia membantu. Di saat-saat bersamaan, Yue-feng melihat salah satu muridnya sedang dihadapi masalah, Mei-rong, murid yang selalu pendiam dan tak punya teman.
Kepala sekolah menyarankannya untuk berbicara sebagai teman. Cara tersebut sungguh bermanfaat. Mei-rong menceritakan kegusarannya. Ternyata Mei-rong tidak tahan dengan orangtuanya yang selalu bertengkar. Akhirnya Yue-feng membantu Mei-rong dengan menasehati dan membuka hati orangtua Mei-rong.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu, 15 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 11:
Yue-feng menerima surat pemberitahuan pemindahan tugas ke Taipei. Keinginannya untuk memperluas pengetahuan akhirnya terkabul. Namun segalanya tak mudah baginya saat dia harus mengucapkan perpisahan dengan murid dan guru sekolah tempat dia mengajar.
Di Taipei, Yue-feng tinggal bersama Wen-long dan Wen-hu. Yue-feng sangat bersemangat mengajar di sekolah barunya. Selain mengajar, Yue-feng juga sekolah di malam harinya. Hari-harinya diisi dengan kegiatan mengajar dan belajar. Di sisi lain, ibu Yue-feng mulai didorong mak comblang untuk segera menikahkan Zhi-xiong dengan Yue-feng.
Ibu Yue-feng segera menuju ke Taipei untuk membicarakan hari baik pernikahan Yue-feng. Tak disangka, Ibu Yue-feng marah saat tahu Zhi-xiong tidak membantu perpindahan Yue-feng mengajar di sekolah Taipei. Ibu Yue-feng semakin kesal saat tahu Zhi-xiong tidak pernah berkunjung menanyakan keadaan Yue-feng.
Saat mak comblang kembali ke rumah Ibu Yue-feng untuk menanyakan hari baik pernikahan, Ibu Yue-feng langsung membatalkan pernikahan antara Zhi-xiong dan Yue-feng. Bagi beliau sikap Zhi-xiong sudah keterlaluan. Mengetahui pernikahan dibatalkan, Zhi-xiong langsung mencari Yue-feng untuk mempertanyakan kebenaran hal tersebut. Yue-feng pun membuat kepastian pada Zhi-xiong bahwa pernikahan memang dibatalkan.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 16 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 12
Pada saat mengikuti kegiatan pelatihan untuk guru-guru, Yang Yue-feng bertemu dengan teman lamanya, Gui-xiang. Mereka mengobrol tentang pekerjaan dan masa depan. Dari obrolan itu, Gui-xiang mendapati kenyataan bahwa Yang Yue-feng tidak berencana untuk menikah, melainkan ingin berkonsentrasi penuh dalam pekerjaannya yaitu mengajar.
Berkat kegigihannya, Yang Yue-feng berhasil lolos ujian seleksi dan menjabat sebagai Kepala Bagian Konseling. Agar tidak terlambat datang ke sekolah, Yang Yue-feng belajar mengendarai motor vespa dan berhasil mendapatkan SIM. Dia adalah guru wanita pertama di sekolah itu yang mengendarai sepeda motor. Tetapi kehadirannya di sekolah itu tidak begitu disambut baik oleh Kepala Bagian Zhou dan Guru Shi karena sikapnya yang tegas dan berdisplin tinggi. Kepala Bagian Zhou dan Guru Shi merasa Yang Yue-feng hanyalah seorang wanita yang sikapnya sombong dan tidak tahu menempatkan diri. Ini semua bermula dari kejadian dimana Yang Yue-feng menemukan Guru Shi di tengah jam pelajaran seni meninggalkan kelas dengan alasan harus menelepon ke rumah untuk berpesan suatu hal sehingga murid-murid di kelasnya membuat kegaduhan.
Begitu kembali ke kelas, Guru Shi terkejut dengan kehadiran Yang Yue Feng. Dan seperti yang telah diduga sebelumnya, ia mendapat teguran keras dari Yang Yue-feng. Guru Shi yang tidak terima dengan hal itu lalu mengadukannya dengan Kepala Bagian Zhou yang merupakan orang kepercayaan Kepala Sekolah. Mendengar hal tersebut, Kepala Bagian Zhou mulai mencari cara untuk membuat posisi Yang Yue-feng serba salah. Ia memerintahkan Yang Yue-feng untuk bertanggungjawab terhadap kegiatan perlombaan bahasa yang pada dasarnya bukan merupakan tanggungjawab di bagian yang dibawahi Yang Yue-feng. Yang Yue-feng lalu mengadukan hal tersebut dengan Kepala Sekolah. Tidak disangka, bukan pembelaan yang didapatnya melainkan Kepala Sekolah juga meminta dia menuruti apa yang sudah ditetapkan oleh Kepala Bagian Zhou. Pada saat rapat, Kepala Bagian Zhou terkejut karena mendapati ternyata Yang Yue-feng mempersiapkan perlombaan itu dengan sungguh-sungguh.
Guru Shi dihadapkan pada kenyataan salah seorang murid kelasnya, Zhao Qing-hui, yang berteman akrab dengan anak-anak yang sudah di DO dari sekolah lalu membuat masalah di luar sekolah dan akhirnya ditangkap ke kantor polisi. Guru Shi marah sekali dengan hal tersebut. Ditambah lagi, Yang Yue-feng kembali menegurnya dengan keras bahkan mengangkat kasus itu dalam rapat. Guru Shi merasa kehilangan muka. Zhao Qing-hui membuat masalah lagi untuk yang kedua kalinya dengan berbohong minta izin karena akan ke rumah sakit pada Guru Shi tetapi pada saat ditemukan oleh Yang Yue-feng di bengkel motor, anak ini minta izin bukan karena sakit melainkan berkumpul bersama Chen Wu-xiong yang merupakan anak berandalan di luar sekolah. Begitu Zhao Qing-hui dibawa kembali ke sekolah, Guru Shi sudah tidak dapat lagi menahan emosinya lalu menampar anak itu dengan keras dan menghukumnya. Yang Yue-feng tidak setuju dengan cara kekerasan yang diterapkan Guru Shi Jun Fa lalu kembali menegurnya.
Di bengkel yang sama, pada saat sedang memperbaiki motornya, Yang Yue-feng bertemu kembali dengan murid SD nya dulu, Zhuang Zhi-ming, yang ternyata masih mengingat jelas perkataan Yang Yue-feng ketika di kelas dulu yang mengatakan bahwa dia tidak sepandai Lin Zheng-xiong. Menurut Zhuang Zhi-ming karena perkataan itulah yang membuatnya bertekad belajar giat dan akhirnya bisa masuk ke Universitas Taiwan. Dari kejadian itu, Yang Yue-feng memahami suatu hal bahwa apapun yang dikatakan oleh guru, tindakan serta pandangan guru akan sangat berpengaruh terhadap diri murid-murid. Ia pun berbagi cerita dengan Guru Shi dengan harapan Guru Shi bisa lebih sabar dalam menghadapi Zhao Qing-hui agar bisa membuat hatinya bersedia kembali ke sekolah lagi.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu,Sabtu, 22 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 13
Akhirnya Zhao Qing-hui kembali bersekolah dan tidak membolos lagi, bahkan nilai pelajarannya maju melampaui 10 orang. Guru Shi pun merubah sikapnya pada Bu Guru Yang Yue-feng.
Berkat lomba bahasa yang dipersiapkan Bu Yang berhasil mendapat juara, Bu Yang mendapat penghargaan. Dan ternyata hal itu merupakan nilai plus baginya saat mengikuti ujian sebagai kepala sekolah.
Ibu Yang Yue-feng yang sedang sakit parah mengatakan pada Yue-feng bahwa jika bisa melihat Yue-feng sebagai kepala sekolah, beliau sudah akan sangat puas.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 23 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 14
Untuk dapat lebih banyak meluangkan waktu untuk ibunya yang sakit, untuk sementara Yue-feng berhenti mengikuti sekolah malam di sekolah keguruan. Meskipun demikian, kanker payudara yang diderita ibu Yue-feng sudah terlalu parah, sehingga nyawanya pun tak tertolong lagi.
Sementara itu, Yue-feng yang tangguh dan selalu bekerja dengan sepenuh hati, ditugaskan untuk menjadi kepala sekolah SD Bitou yang terletak di daerah kawasan wisata tepi pantai. Sebagai kepala sekolah yang baru, Yue-feng harus berusaha keras untuk memajukan sekolah dan menyesuaikan diri dengan tempat bekerjanya yang baru. Berbagai macam masalah bermunculan. Mulai dari jumlah murid yang terlalu sedikit, murid-murid yang membolos karena menangkap kepiting di pantai, hingga membasmi kutu murid-murid perempuan di sekolah barunya tersebut.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu, 29 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 15
Wen-long beranggapan bahwa sebagai seorang wanita, Yue-feng tidak perlu bersusah payah menjadi kepala sekolah. Apalagi karena Yue-feng dipindahkan, untuk bertugas di sekolah yang jauh. Untungnya, penjelasan dan kebahagiaan yang ditunjukkan Yue-feng dapat membuat Wen-long memahaminya.
SD Bitou membeli beras dengan harga standar terbaik dari Anggota Dewan Zhou. Namun beras yang diberikannya tidak sesuai dengan harganya. Sebagai kepala sekolah, Yue-feng pun meminta kepada Anggota Dewan Zhou untuk mengganti beras yang lama, dengan beras yang baru.
Sementara itu, salah satu murid yang bernama Chen Xin-bang, seringkali tidak masuk sekolah. Sejak kedua orang tuanya bercerai, Xin-bang diasuh oleh ayahnya yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Untuk mengatasi masalah tersebut, Yue-feng mengajak guru Lin berkunjung ke rumah murid itu.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 30 Mei 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 16
Salah seorang murid Kepala Sekolah Yang Yue-feng yang bernama Chen Xin-bang menghilang. Orangtuanya datang membuat keributan atas hasutan Dewan Zhow. Kepala Sekolah Yang Yue-feng pun khawatir hal ini akan berakibat buruk pada sekolah jika tidak terselesaikan dengan baik. Karena merasa gundah, Yang Yue-feng memutuskan untuk pulang lebih cepat dan menenangkan diri dengan pergi ke salon. Ketika di salon, ia melihat kata-kata perenungan dari Master Cheng Yen dari Tzu Chi yang membuatnya sadar untuk tidak merasa takut menghadapi dunia dengan menjalankan kebaikan.
Chen Xin-bang akhirnya ditemukan dan meminta agar polisi menghubungi pihak sekolah saja. Ucapan Kepala Sekolah padanya untuk senantiasa menghubungi guru atau pihak sekolah ketika menemukan masalah begitu membekas dan ayahnya pun mengetahui dari Chen Xin-bang bahwa sekolah telah mendidik putranya dengan baik. Ia pun mengakui kesalahannya dan berjanji akan menjadi ayah yang lebih baik bagi Chen Xin-bang.
Kepercayaan Ibu Bupati terhadap Yang Yue-feng semakin kuat setelah dana renovasi perpustakaan masih bersisa.
Kepala Sekolah pun memanfaatkan hal ini untuk meminta Ibu Bupati untuk menggunakan sisa anggaran renovasi untuk membeli buku-buku bagi murid.
Ketika Yang Yue-feng pindah ke sekolah baru, ia dihadapkan dengan sikap pro dan kontra terhadap metode pendidikan yang dijalankannya. Belum lagi menghadapi kasus anak berkebutuhan khusus di sekolahnya.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu, 5 Junil 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 17
Hari itu kelas Guru Li mengajak murid-muridnya untuk membuat kerajinan tangan dari tanah liat. Para murid dan bahkan kepala Sekolah turut gembira mengerjakannya. Para murid diperbolehkan untuk membawa pulang hasil karya mereka. Begitu pula dengan Chen Xin, yang begitu senangnya menunjuk hasil karyanya kepada ibunya.
Melihat hasil karya murid-murid yang begitu bagus namun sayang tidak tertangani dengan baik, Pak Jian lalu mendapat ide agar barang-barang tersebut dilelang. Dengan maksud, hasil penjualan dari lelang tersebut dapat dipergunakan untuk beasiswa atau dana sosial. Pelelangan berjalan dengan sukses. Pendapatan dari hasil pelelangannya pun cukup besar. Kepala Sekolah memberi ide agar dana tersebut tidak hanya diberikan sebagai sumbangan untuk amal, tetapi bisa sekaligus mengadakan kunjungan ke panti asuhan. Dimana uang hasil penjualan tersebut akan dibelikan hadiah bagi anak-anak panti asuhan. Tidak hanya itu, kelompok musik sekolah akan membawakan pertunjukkan saat mereka mengunjungi panti asuhan.
Kunjungan ke panti asuhan tersebut memberi kesan mendalam pada murid-murid. Diantaranya adalah Jia-qi. Perubahan sikap Jia-qi yang lebih menghargai hidup membuat ayahnya, Tuan Yan sangat terharu.
Pada suatu hari, pihak sekolah dan kepala sekolah dipusingkan dengan munculnya masalah calon murid baru "Si Boneka Kaca". Yaitu anak yang memiliki tulang yang sangat rapuh sehinga mudah patah. Walaupun begitu besar keinginan Kepala Sekolah untuk menerima murid ini, tetapi tidak demikian dengan guru-guru Kelas I. Mereka khawatir tidak cukup mampu menangani anak yang memiliki kebutuhan khusus tersebut.
Keponakan Kepala Sekolah, Jing-ru memohon kepada Kepala Sekolah agar mau menerimanya sebagai guru di sekolah bibinya tersebut. Sayang, kepala sekolah yang sangat memegang prinsip menolak permintaan keponakannya tersebut demi menghindari kesan nepotisme.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 6 Junil 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 18
Sekolah akan menerima kepindahan murid berkebutuhan khusus dengan kondisi tulang yang mudah patah hingga menimbulkan pro dan kontra dari pihak guru maupun orangtua. Ibu Guru Chen Ping-fen bersedia menyiapkan murid-muridnya untuk menyambut murid tersebut. Ternyata caranya mampu mengubah pandangan kontra dari guru, terlebih Kepala Bagian Wu maupun orangtua murid. Chen Ping-fen melatih murid-muridnya dengan menggunakan analogi ‘boneka dari kaca’ tersebut dengan menggunakan akuarium untuk melatih murid-murid untuk berhati-hati ketika bersikap padanya. Bahkan puteri Kepala RS Li yang akan berada di kelas yang sama dengan ‘boneka dari kaca’ memberitahu ayahnya betapa sekolah sangat menyenangkan. Hal ini meruntuhkan kekhawatiran serta keraguan Kepala Bagian Wu.
Kepala Sekolah mendapatkan pencerahan setelah pergi ke Griya Perenungan di Hualien. Beliau mendapati bahwa kata-kata perenungan yang diajarkan oleh Master Cheng Yen sangat bermanfaat dalam kehidupan. Pemahaman ini didapatkannya setelah melalui pengalaman menjadi relawan Tzu Chi untuk berceramah di penjara. Ia mendapati salah seorang narapidana adalah murid salah satu relawan.
Ketika sekolah mendapati murid sekolahnya sendiri yang baru saja lulus yang melakukan perusakan terhadap perabotan sekolah, Kepala Sekolah Yang merasa pendidikan moral anak-anak sangat penting. Kepala Sekolah Yang Yue-feng berpendapat kata-kata perenungan Tzu Chi merupakan materi ajaran moral yang sangat baik dan bertekad menggalakkan ajaran ini di sekolahnya.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Sabtu, 12 Juni 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 19
Setelah bertekad mengajarkan kata perenungan di sekolahnya, yang awalnay mendapat kontra dari rekan-rekannya, tapi akhirnya Kepala Sekolah Yang Yue-feng mendapat pengakuan dari salah satu orangtua murid yang merasa sikap anaknya menjadi lebih baik setelah mendapatkan pelajaran kata perenungan.
Kepala Sekolah pun mendapatkan persetujuan dari Departemen Pendidikan untuk menjadikan kata perenungan sebagai bahan ajaran di sekolah dan akhirnya mengadakan seminar tentang kata perenungan yang dihadiri langsung oleh Master Cheng Yen.
Kepala Sekolah mendapatkan tawaran untuk memmpersiapkan Sekolah Dasar Tzu Chi di Hualien. Ia pun memutuskan untuk pensiun dini dan pergi ke Hualien untuk mempersiapkan pembangunan sekolah tersebut. Sesampainya di Hualien, ia tak saja menemukan rintangan dari birokrasi namun juga dari sekolah-sekolah di sekitarnya. Belum lagi harus mengakomodir saran dan pendapat dari para relawan Tzu Chi mengenai pembangunan Sekolah Dasar Tzu Chi tersebut. Hal ini sempat meruntuhkan semangat Kepala Sekolah Yang Yue-feng dan membuat Jing-ru, keponakannya khawatir.
DAAI Drama : Merdunya Desiran Bambu, Minggu, 13 Juni 2010, Pk 11.00 WIB; Episode 20
Kepala Sekolah Yang mulai merencanakan dan merancang skema sekolah agar murid-murid yang bersekolah di SD Tzu Chi mempunyai satu lingkungan belajar yang sewajarnya. Sementara itu, kepergian sang kakak untuk selamanya membuat Kepala Sekolah Yang merasa sangat sedih dan kehilangan. Kenangan masa lalu berputar kembali dalam benaknya.
Masalah dan kendala yang terus bermunculan membuat mental dan semangat Kepala Sekolah Yang mulai mundur. Namun, setelah melihat perjuangan dan pengabdian Master Cheng Yen untuk masyarakat, semangat dalam diri Kepala Sekolah Yang muncul kembali. Ia ingin bisa seperti Master Cheng Yen yang mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi.
Untuk meningkatkan kualitas sekolah, Beliau mengundang Pak Jian dan Suster Jing-an untuk bergabung di SD Tzu Chi.
Karena beberapa sekolah di sekitar Hualien meragukan kepengurusan SD Tzu Chi, maka Kepala Sekolah Yang langsung turun tangan mengantar surat undangan peresmian SD Tzu Chi. Berharap semoga akan semakin banyak pihak yang memberi dukungan dan sekaligus agar sekolah-sekolah di Hualiendapat saling berbagi sumber daya pendidikan sebagaimana yang diharapkan oleh Master Cheng Yen.
s/d Episode 40
0 komentar:
Posting Komentar