backpacker tidak hanya mengajarkan aku untuk bisa pergi ke luar negri dengan hal yang mungkin (masuk akal). lebih dari itu, banyak tali silaturahmi yang memperkaya pengalaman dan saudara dari berbagai tempat di bumi ini.
semoga ALLAH memberkati kalian saudaraku.
banyak yang mengatkan bahwa aku agak sombong, dalam perkataan maupun tingkah, sebenernya gue bukan tipe orang yang punya temen banyak namun siapapun yang dekat dengan gue merka merasa gue beda dengan orang lain (punya nilai tersendiri. dibalik sifat gue yang belagu,sok tau dan cengeng.gue termasuk anak yang rajin, humoris, good boy, baik hati dan antusias.gue bukan anak yang begitu confident cuman kadang itu yang menghambat gue kurang berani mengungkapkan sesuatu. apapun jenis kegiatan yang asik selama ada orang yang ngajakin gue maen ayo aja. gue juga tipe cowo yang faithfull altough more lie. gue gak sayang ngeluarin duit kalo lagi hang out, beberapa temen gue banyak yang kaya gitu membuat gue malu mau beli sesuatu akhirnya menahan makan-makan.gue suka drama-drama asia, taiwan suka buat dram kisah nyata dan penayanganya satu jam tanpa break. cerita kehidupan seseorang yang dibalut dengan kesederhanaan sebenernya itu kisah anggota Tzu Chi, yayasan buda di Taiwan. drama saeguk Korea yang penuh dengan cultural negara itu membuat para wanitanya tambah anggun dan itu megang banget dari segi quality. MUsic, indonesia yang gue suka kadang banyak berbau pop, tapi band-band baru gue gak terlalu suka, apalagi melayu-melayu yang ngetrend sesaat. kebanyakan library music gue kebanyakan international song sih, dari segi musicnya tuh beda banget mereka total dalam segala hal makanya banyak yang hits. kesukaan gue tterhadap drama membuat gue juga banyak mengkoleksi soundtrecknya cuman lagu dari taiwan agak susah.gue sukaa negara Belanda, gue suka aja banyak peninggalanya yang ada di negara ini.kepanjangan nih kalo pengen cerita yang lebih menarik tanya aja dan terima kasih telah mengunjungi blog jelek ini.
BThemes
BTricks
Download
Didesa ini aku telah tinggal selama dua belas tahun, tumbuh bersama seorang ibu yang sering ditinggal merantau ayah. Seiring pertumbuhanku yang kini semakin besar dan dewasa, mebuat pikiranku inginpergi keluar kota untuk mencari penglaman dan bekerja.
Selama ini kehidupan yang aku rasakan sangat pedih bagi Ibuku, setelah usaha pabrik roti yang dibangun oleh orang tuaku mengalami kebangkrutan. Entah apa yang membuat ayah menjadi begitu terpukul dan prustasi, bahkan ayah seperti lupa pada istri dan kedua anaknya, namun aku tak begitu paham karna waktu itu aku masih kecil.
Ibu sebenarnya ingin aku melanjutkan sekolah bahkan tak rela ketika aku berbicara ingin pergi ke Tanggerang, namun aku tetap ingin pergi, bukan karena aku tega meninggalkan ibu dan adik perempuanku, meski wku bersikap tak peduli namun ketika aku tidur aku selalu teringat betapa tak teganya aku pergi dari rumah ini. Namun aku tetap acuh dan tetap pada pendirianku.
Hari ini aku akan pergi. Pagi itu entah mengapa hujan turun walau tidak deras cukup membuat jalanan tergenang air, jalanan berbatu membuat aku berpikir untuk diam satu hari lagi, setelah menghabiskan sarapan, ibu memberikan kantung rajut berwarna coklat yang udah using. Aku merasa sedih dan mengucurkan air mata ketika kaki melangkah keluar rumah, lima langkah dari pintu aku terus melihat kedepan tanpa menengok ibu untuk hari kepergianku, tiba – tiba terdengar suara yang membuat bulu kudukku berdiri, ibu memenggilku “Bima, Bima! Hati – hati dijalan, jaga kesehatanmu aku tak rela jika kepergianmu membuatku khawatir, pergilah jangn khawatirkan ibu dan adikmu, jangan boros ibu akn slalu mendoakanmu”. Aku menguap pipiku yang telah tertutupi air mata, kemudian aku berlari kearah ibu dan memeluknya.
Aku dan Arman akan bertemu di terminal bis Tasik, setelah beberapa menit aku menunggu dia mendekat dengan tas besar dan penuh. Kupikir Arman akan pindah rumah sambil bercanda mengatainya, bis pun akan segera berangkat, setelah kami duduk dibangku ke tiga dari depan supir aku hanya melihat keluar yang terhalangi kaca. Arman bertanya “ kenapa dengan kamu Bim? Apakah beberapa jarak saja kamu sudh merindukan ibumu “ Arman tersenyum.
Dengan wajah pucat aku jawab “ tidak, aku hanya teringt perkataan ibu tadi pagi dan aku berjanji aku akan berhasil menggemgam dunia ini” tanganku mengepal. “ jangan terlalu bersemangat, kita datangi dulu tempat pekerjaanya aku takut kamu akan kelelahan” arman tertawa seperti biasanya.