cerita ini sangat lucu dan juga bikin penasaran, gadis muda yang dimanja neneknya Namaku A Tao bercerita tentang kisah pencarian jati diri seorang gadis bernama A Tao. Sejak kecil A Tao merupakan anak yang pintar. Setelah lulus sekolah dasar, A Tao yang tidak ingin melanjutkan pendidikannya memutuskan untuk bekerja di Taizhong mengikuti kakaknya sebagai anak magang di sebuah salon rumahan. Beberapa tahun bekerja di salon kecil tersebut, karena merasa masih ingin belajar lebih banyak, A Tao memutuskan untuk pindah kerja di salon Taipei. Di salon milik Hu-mei ini, selain sebagai karyawan, A Tao juga membantu keluarga A Mei menjadi harmonis. Setelah 2 tahun bekerja di salon A Mei, A Tao masih belum puas dengan ilmu yang didapatnya, maka ia memutuskan untuk mencari ilmu di salon yang lebih besar. Di Salon besar ini, A Tao mengalami tantangan yang cukup besar. Karena di salon besar itu, semua karyawan memakai nama Inggris, dan bagi manager salon tersebut, nama A Tao terkesan kampungan dan tidak sesuai dengan kesan salon tersebut, A Tao pun diminta untuk mengganti namanya dengan nama Inggris.Seperti di salon-salon sebelumnya, A Tao menolak untuk mengganti namanya, karena menurutnya nama adalah pemberian orangtua, tidak bisa sembarangan diganti.
Tetapi setelah beberapa lama, karena saran dari manager dan teman-temannya, A Tao pun setuju untuk mengganti namanya, bukan dengan nama yang kebarat-baratan, tetapi A Tao mengganti namnaya dengan Mei-hui, yang berarti cantik dan bijaksana. Beberapa tahun bekerja di salon besar tersebut, Lisa teman kerjanya di salon berencana untuk membuka salon sendiri, dia pun meminta A Tao untuk membantunya di salonnya menjadi seorang kapster. A Tao setuju untuk bekerja di salon yang di buka Lisa. Di salon Lisa inilah, A Tao berkenalan dengan seorang pemuda bernama Li Jian-he yang kos di rumah Lisa.
Kesan A Tao kepada Li Jian-he kurang baik, sehingga A Tao bersikap kurang ramah pada Li Jian-he. Tetapi Li Jian-he yang sejak awal memang sudah menyukai A Tao, selalu berusaha menarik perhatian A Tao, sampai akhirnya A Tao pun mulai menyukai Li Jian-he.
A Tao pun mengajak Li Jian-he ke desanya agar dapat mengenalkannya kepada keluarganya, sekaligus meminta restu mereka. Ibu dan Nenek A Tao menyambut baik Li Jian-he, tetapi tidak dengan ayahnya. Apalagi Jian-he yang selalu memangil A Tao dengan nama Mei-hui, sehingga membuat ayahnya mengira Jian-he mempunyai wanita lain. Akhirnya setelah dijelaskan oleh A Tao bahwa di Taipei dia mengganti namanya menjadi Mei-hui, bahkan Jian-he pun tidak tahu namanya yang sebenarnya adalah A Tao, ayahnya pun mulai bisa menerima Jian-he. Setelah mendapatkan restu dari orangtua A Tao, Jian-he pun mengajak A Tao untuk ke desanya, Xuejia. Orangtua Jian-he awalnya kurang setuju dengan wanita pilihan Jian-he, karena dulunya Jian-he pernah disakiti oleh pacarnya yang berasal dari Taipei, tetapi setelah mengetahui A Tao ternyata juga besar di desa, orangtuanya pun meyetujui hubungan mereka.
Setelah menikah, Atas permintaan orangtua Jian-he, mereka menetap di Xuejia, dan Jian-he membuka studio foto. Di desa ini, A Tao mulai mengenal judi Dajiale dari tetangganya Chun-xiang. Jian-he dan A Tao yang awalnya tidak tertarik dengan judi lotere Dajiale, karena keadaan ekonomi yang sulit, akhirnya pun terjerumus dalam judi lotere tersebut. Ibu mertua A Tao yang mengetahui mereka berjudi, meminta mereka untuk kembali ke Taipei saja agar dapat melepaskan diri dari perjudian, mereka pun setuju.
Di Taipei, A Tao kembali memakai nama Mei-hui dan membuka salon sendiri, sedang Jian-he kembali bekerja di biro wisata tempatnya bekerja dulu. Di salonnyalah A Tao mengenal Yayasan Tzu Chi dari salah satu pelanggannya yang bernama Mei-zhu, dan mulai menjadi relawan daur ulang, mengubah sampah menjadi emas, seperti yang diajarkan Master Cheng Yan. A Tao yang mengetahui visi dan misi Yayasan Tzu Chi selalu memperkenalkannya kepada para pelanggan salonnya, bahkan banyak pelanggannya yang menjadi sahabatnya dalam melakukan daur ulang.
Jian-he yang selalu menentang A Tao melakukan Tzu Chi pun selalu diam-diam membantunya dibelakang. A Tao yang selama ini memakai nama Mei-hui pun akhirnya menemukan jati dirinya yang sebenarnya dan dengan bangga kembali memakai nama A Tao, seperti semula.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 27 Juni 2010, Episode 1
Tahun 1957, di kawasan Yulin, Tuku, seorang Ibu menangisi kepergian anaknya. Anak yang dikiranya sudah meninggal ini bernama A Tao. Tanpa disengaja, seekor kambing menginjak jantungnya sehingga gadis cilik ini pun terbangun kembali.
10 tahun kemudian, A Tao tumbuh menjadi gadis yang sehat, pintar dan pemberani. Sejak kecil A Tao suka membaca koran, sehingga wawasannya lebih luas dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
Walau begitu, di mata Neneknya A Tao tetaplah seorang gadis yang sakit sewaktu kecil.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 28 Juni 2010, Episode 2
Ayah dan nenek A Tao terlibat perselisihan. Ayahnya berharap A Tao dapat melanjutkan pendidikannya ke SMP, sedang Neneknya berharap A Tao tinggal di rumah saja membantu Ibunya. Masing-masing tetap pada pendiriannya, akhirnya mereka sepakat untuk menanyakannya langsung kepada A Tao.
Ternyata A Tao tidak ingin melanjutkan pendidikannya ke SMP ataupun tinggal di rumah, tetapi dia ingin belajar keterampilan di Taipei
Dengan berat hati akhirnya Ayah, Ibu dan Neneknya mengizinkan A Tao pergi, bukan ke Taipei, tapi ke Taizhong menemui kakak keduanya, Qi-yue untuk belajar menata rambut.
Setelah tiba di Taizhong, A Tao bekerja sebagai pekerja magang di salon tempat kakaknya bekerja, pekerjaannya di salon selain harus mencuci handuk, ia pun harus memasak nasi dan mengurus anak.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 29 Juni 2010, Episode 3
A Tao sudah bekerja 5 tahun di salon itu, tetapi jabatannya tetap sebagai pekerja magang, karena itu A Tao berkeinginan untuk pergi ke Taipei, agar dapat belajar lebih banyak keahlian. Melalui bantuan Kakak laki-lakinya, akhirnya A Tao mendapatkan pekerjaan di Taipei sebagai asisten kapster.
A Tao merasa sangat senang punya kesempatan bekerja di Taipei, tetapi bayangkannya tidak sama dengan kenyataan. Ternyata pekerjaan A Tao di Taipei sama seperti pekerjaannya sewaktu berada di Taizhong, selain harus mengurus pekerjaan salon, juga harus memasak dan merawat anak majikannya.
Setelah bekerja selama satu hari, karena merasa tidak ada kemajuan bekerja di sana, A Tao pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan meminta kepada pemilik salonnya, A Mei untuk diizinkan menginap semalam di sana tanpa perlu di bayar.
Saat malam tiba, suami bosnya tuan Jun-xiong pulang ke rumah dalam keadaan mabuk, dan bertengkar dengan istrinya. A Tao yang tidak tahan melihat pertengkaran suami istri itu pun mencoba menengahi pertengkaran itu.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 30 Juni 2010, Episode 4
Akhirnya A Tao memutuskan untuk tetap bekerja di salon A Mei untuk menengahi hubungannya dengan suaminya.
Di pagi harinya saat A Tao sedang membaca Koran, ada pemberitaan tentang maraknya para mahasiswa dan sosialita yang mengundang Dewa. Mendengar berita itu, A Mei juga tertarik untuk melakukannya, dengan harapan agar hubungannya dengan suaminya dapat menjadi rukun kembali.
Mereka pun mencoba untuk mengundang Dewa, tetapi setelah ditunggu sepanjang hari, Dewa yang diundang tidak kunjung datang. Walau tidak berhasil mengundang Dewa, A Mei tidak putus asa, dia meminta bantuan A Tao untuk membeli buku Fengshui. Mereka pun mulai memindahkan barang-barang di kamar A Mei sesuai dengan petunjuk yang ada di buku Fengshui. Setelah selesai memindahkan barang-barang, A Tao pun mendandani A Mei.
Di sisi lain, setelah merenungi kata-kata A Tao padanya, Jun-xiong benar-benar merasa bersalah kepada A Mei. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Jun-xiong menyempatkan diri untuk membeli bungan dan giwang sebagai permintaan maaf kepada A Mei.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 1 Juli 2010, Episode 5
Hari ini saat pulang ke rumah bos A Tao merasa kaget melihat perubahan penampilan istrinya. Akhirnya sepasang suami istri itu pun rukun kembali dan A Tao pun telah memutuskan untuk bekerja di salon A Mei selama 2 tahun lalu.
Tanpa di sadari 2 tahun kebersamaan A Tao di sana cepat berlalu, A Tao pun memberanikan diri meminta izin kepada A Mei untuk bekerja di tempat lain. Awalnya A Mei tidak mengizinkannya, karena dia sudah menganggap A Tao sebagai keluarga, tetapi setelah suaminya Jun-xiong memberitahukan bahwa A Tao pindah kerja di salon yang lebih besar adalah untuk masa depannya, A Mei pun dengan berat hati melepaskan A Tao bekerja di salon lain.
Hari pertama A Tao bekerja, manager di salonnya menyuruhnya mengganti namanya, karena nama A Tao terdengar sangat kampungan, dan juga agar namanya tidak dijadikan bahan olokan oleh pelanggan salon.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 2 Juli 2010, Episode 6
Di tempat kerja baru A Tao, ada seorang pekerja magang bernama Emmy suka menyurati sahabat penanya. Hingga suatu hari sahabat penanya berkunjung ke salon tempat mereka bekerja. Manager yang marah kepada Emmy pun memecat Emmy. A Tao yang merasa kasihan kepada Emmy memberanikan diri berbicara kepada manager mereka, Qiu-xiang agar tidak memecat Emmy. Qiu-xiang mengabulkan dengan memberikan persyaratan kepada A Tao, yaitu mencarikan jalan keluar supaya sahabat pena Emmy tidak lagi mencari Emmy di salon.
A Tao mengusulkan kepada Emmy supaya sahabat penanya tidak mencarinya lagi di salon, saat mengirim surat, sebaiknya Emmy mencari sahabat pena sekaligus menggunakan nama samaran. Emmy pun menyetujuinya, dan mengusulkan supaya A Tao juga mencari nama samaran untuk dirinya, akhirnya A Tao memutuskan untuk menggunakan nama Mei-hui sebagai nama samarannya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 3 Juli 2010, Episode 7
A Tao menemani Emmy dan Li-xia pergi meramal. Li-xia menanyakan tentang kemungkinan dia dapat membuka salon sendiri, menurit peramal jika Li-xia membuka salon, maka salonnya akan berhasil tapi tidak menguntungkan. Sedang Emmy menanyakan tentang kapan jodohnya tiba, dan peramal menangatakan jodohnya akan tiba saat Emmy berusia 30 tahun, dan menyuruhnya sabar menunggu. A Tao diam-diam juga menanyakan jodohnya. Dan menurut peramal jodoh A Tao akan muncul saat umurnya 24 dan 28 tahun.
Sejak pulang dari tempat peramal, mereka bertiga mulai tidak semangat bekerja, bahkan sampai mendapat teguran dari Qiu-xiang.
Untuk menghilangkan rasa kesal dan melupakan apa yang dikatakan perawal, di malam harinya mereka bertiga memutuskan untuk makan es dan akan lebih giat bekerja. Dari kejauhan seorang pria dengan serius mengamati A Tao.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 4 Juli 2010, Episode 8
Jian-he sedang mempersiapkan akan masuk wajib militer, sebelum menuju terminal, dia pergi ke salon A Tao, dengan harapan dapat melihat A Tao. Tetapi disayangkan, karena hari itu mereka libur kerja, A Tao menemani Emmy pergi menemui sahabat penanya.
Li-xia memutuskan tetap membuka salon, dan mengajak A Tao menjadi penata rambut di salonnya, dan A Tao pun menyetujuinya. Merek pun memutuskan untuk menyampaikannya pada Qiu-xiang. Emmy pun ikut mengundurkan diri karena ibunya menyuruhnya untuk kembali ke kampung menunggu dilamar.
Karen salon baru Li-xia masih dalam tahap renovasi, dan baru akan di buka pertengahan bulan depan, A Tao memanfaatkan waktunya untuk kembali ke kampung halamannya, menemui orangtua dan neneknya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 5 Juli 2010, Episode 9
Saat A Tao menemani ibunya ke pasar, mereka bertemu dengan teman ibunya, seorang dokter gigi. Setelah melihat A Tao, Pak dokter berniat untuk menjodohkan anaknya dengan A Tao. Saat Ibu dan Nenek mengutarakan niat Pak dokter, A Tao menolak, karena dia belum berencana untuk menikah. Ayahnya pun menolak, karena tidak ingin A Tao menikah hanya karena di jodohkan.
Tapi Nenek dan Ibu A Tao tidak menyerah, saat A Tao dan Ayahnya tidak di rumah, Ibunya menemui Pak Dokter dan mengijinkannya membawa anaknya ke rumah untuk diperkenalkan kepada A Tao.
Saat mengetahui Pak dokter dan anaknya ke rumah, awalnya A Tao tidak ingin menemuinya, tetapi setelah neneknya membujuk dan mengatakan bahwa kedatangan Pak dokter dan anaknya hanya untuk berkenalan saja, bukan untuk menjodohkan mereka, A Tao pun setuju untuk menemuinya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 6 Juli 2010, Episode 10
Pak Dokter menyampaikan maksud kedatangannya yaitu untuk melamar A Tao sebagai menantunya. Karena dia butuh seorang menantu yang sehat agar dapat melahirkan banyak anak, juga menantu yang dapat menjaga anaknya, karena anaknya terlalu lemah. Dan A Tao kelak juga harus dapat membantu meramaikan klinik Pak dpkter yang mulai sepi. Setelah mendengar permintaan Pak dokter, nenek, ayag dan ibu A Tao tentu saja merasa keberatan A Tao dinikahi oleh anak Pak Dokter. Neneknya pun mendukung A Tao untuk kembali ke Taipei menjadi peñata rambut.
Salon baru Li-xia walau sudah di buka 3 hari, tetap saja belum ada satu pun pelanggan yang datang. Setelah Li-xia melihat salon di tempat lain mempunyai altar Dewa Rezeki, Li-xia pun memasaang altar Dewa Tanah di salonnya, dan ternyata hari pertama altar di pasang, salon Li-xia kedatangan pelanggan pertama, yaitu Bibi Jin-zhi
Drama DAAI : Namaku A Tao, 7 Juli 2010, Episode 11
Bibi Jin-zhi menjadi pelanggan tetap di salon Li-xia. Suatu hari karena tahu A Tao belum memiliki pasangan, beliau pun berniat menjodohkan A Tao dengan putra pemilik toko roti di daerah mereka. Setelah bertemu dengan pria itu, A Tao menolaknya, karena pria itu seorang pemalas. Bi Jin-zhi tidak menyerah, setelah dari tempat pertama, dia mengajak A Tao ke bengkel untuk dikenalkan dengan seorang pegawai magang bernama A Yi, A Tao pun tidak suka pria ini, karena walau pria ini rajin bekerja, tapi pendidikan pria ini hanya sampai SD. A Tao berharap pasangannya kelak mempunyai pendidikan yang lebih tinggi darinya, agar dapat membimbingnya.
Agar menambah penghasilan, Li-xia menyewahkan kamar di rumahnya, dan ternyata yang menyewahnya adalah Li Jian-he yang baru saja pulang dari wamil. Kesan A Tao kepada Li Jian-he kurang baik, karena saat pertama kali bertemu, Li Jian-he terus menatap wajah A Tao.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 8 Juli 2010, Episode 12
Malam pertama Li Jian-he pindah ke tempat Li-xia menimbulkan kekacauan, karena dia memaku tengah malam, sehingga membuat Li-xia dan A Tao kurang tidur di pagi harinya.
Sehingga saat melayani pelanggan yang datang mereka berdua terlihat tidak bersemangat. Bibi Jin-zhi yang mengetahui penyebab mereka kurang tidur dikarenakan oleh Li Jian-he kemudian menyuruhnya minta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi.
Malam harinya saat Li Jian-he pulang bekerja, Li-xia dan A Tao membicarakan peraturan yang harus ditaatinya di umah itu.
Untuk mengungkapkan permintaan maafnya, Li Jian-he menghadiakan A Tao dan Li-xia kosmetik dari Jepang, tetapi keduanya menolak. A Tao menolak karena menurutnya walau dia kurang tidur, tapi tidak mengalami kerugian apapun, sedang Li-xia menolak karena barang pemberian Li Jian-he untuk A Tao lebih banyak dan lebih bagus dari untuknya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 9 Juli 2010, Episode 13
Li Jian-he mengajak A Tao dan Li-xia piknik ke Yang Ming Shan untuk menebus kesalahannya. Saat tiba di Yang Ming Shan, Li Jian-he sibuk memotret A Tao, dan meninggalkan Li-xia. Tentu saja Li-xia sangat marah dan ingin menyuruh Li Jian-he untuk pindah, apalagi setelah melihat foto yang dicetak sebagian besar adalah foto A Tao, sedang foto dirinya hanya berjumlah 3 buah.
Walaupun marah pada Li Jian-he, Li-xia memberitahu A Tao bahwa Li Jian-he sebenarnya menyukai A Tao. Li-xia berharap A Tao memikirkannya baik-baik, karena Li Jian-he adalah pemuda yang baik, apalagi di usia A Tao yang sudah 22 tahun sudah waktunya untuk berpacaran. Li-xia berharap hari libur berikutnya A Tao dapat pergi ke Yang Ming Shan dengan Li Jian-he, karena dia akan pergi ke Xinzhu menemui suaminya.
Malam harinya saat Li-xia ingin mengabarkan hal tersebut kepada Li Jian-he, Li Jian-he mengira Li-xia ingin menyuruhnya untuk segera pindah kos.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 10 Juli 2010, Episode 14
Li Jian-he membawa perlengkapan lengkap untuk memotret A Tao, tetapi A Tao mengerjainya dengan berpakaian sangat sederhana danmengajaknya ke tempat yang gersang agar kelak Li Jian-he tidak mau lagi memotonya. Tapi karena teknik memotretnya baik, hasil pemotretannya tetap bagus.
Karena tak ingin Li-xia menganggapnya akrab dengan Li Jian-he, juga agar Li Jian-he tidak salah paham, hari libur berikutnya A Tao ingin mengajak Li Jian-he pergi untuk membalas kebaikannya telah memotonya dan menjelaskan padanya bahwa mereka hanyalah berteman.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 11 Juli 2010, Episode 15
Libur minggu ini A Tao sudah janjian dengan Li Jian-he akan pergi nonton. Sejak pagi Li Jian-he sudah menantikan saat-saat pergi dengan A Tao. Tiba-tiba ada seorang tamu yang datang untuk mencuci rambut. Tetapi beberapa saat kemudian salon Li-xia ramai didatangi pelanggan, sehingga A Tao harus melayani para pelanggan, selesai melayani pelanggan, hari sudah menjelang malam, penayangan film terakhir pun sudah lewat. A Tao merasa sangat bersalah kepada Li Jian-he dan berjanji di hari libur berikutnya mereka akan pergi nonton.
Hari libur berikutnya A Tao dan Li Jian-he pergi berjalan-jalan, akhirnya Li Jian-he pun mengatakan bahwa sejak 2 tahun yang lalu, sebelum masuk wamil, dia sudah pernah bertemu dengan A Tao sewaktu A Tao dan teman-temannya makan es. Dalam perjalanan pulang, Li Jian-he memberanikan diri menggandeng tangan A Tao, walau awalnya A Tao menolak, tapi akhirnya dia pun luluh.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 12 Juli 2010, Episode 16
Setelah Li Jian-he pulang kerja, dia mengajak A Tao pergi ke Kuil Long Shan, di sana dia menjelaskan pada A Tao sejarah kuil itu. A Tao merasa sangat kagum padanya, karena dulu yang di ketahui saat ke Kuil hanyalah untuk ciamsi.
Ibu dan nenek A Tao menelepon A Tao untuk memintanya pulang saat perayaan sembahyang 5 tahunan. Li-xia menyarankan A Tao agar menggunakan kesempatan ini untuk mengajak Li Ji-he ke Tuku agar dapat dikenalkan kepada orang tuanya. A Tao ragu, karena selama ini Li Jian-he mengenalnya sebagai Mei-hui, bukan A Tao. Hal ini membuat A Tao merasa gundah. Li Jian-he yang mengetahui A tao sedang gundah akhirnya mengungkapkan perasaanya. Dia berakata kepada A Tao bahwa dia adalah lelaki yang dapat A Tao percayai seumur hidup, seorang lelaki yang akan menerima kebaikan, keburukan, kelebihan dan kekurangan A Tao.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 13 Juli 2010, Episode 17
Ayah, Ibu dan Nenek A Tao menantikan kepulangan A Tao dengan gembira, mereka berharap teman yang A Tao undang ke rumah adalah seorang teman pria.
Saat A Tao tiba di rumah, Ibu dan Neneknya menyambut A Tao dan Li Jian-he dengan gembira, tetapi saat Ayah A Tao melihat A Tao mengajak pulang seorang pria, dia langsung bersikap lain. Ayahnya bersikap dingin kepada Li Jian-he, apalagi saat Li Jian-he berulang kali memanggil A Tao dengan nama Mei-hui, karena Ayahnya tidak tahu nama A Tao di Taipei adalah Mei-hui.
Melihat Ayahnya terus menerus bersikap dingin pada Li Jian-hui, Ibunya mencoba mengajak Ayah A Tao berbicara agar Ayah A Tao dapat bersikap lebih ramah kepada Li Jian-hui dan mengatakan bahwa Li Jian-hui adalah seorang pria yang kelak akan menjaga A Tao dan meringankan bebannya sebagai seorang Ayah.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 14 Juli 2010, Episode 18
Li Jian-he membantu Ayah A Tao mengantarkan kacang pesanan langganan. Sejak itu, hubungan Li Jian-he dan Ayah A Tao menjadi lebih baik. Bahkan mereka berdua bersama-sama pergi memanjat gunung, di sana Li Jian-he juga sekalian memotret Ayah A Tao. Saat sedang memotret, Li Jian-he tergelincir dan hanya berpegangan pada pohon. Sebelum menolongnya, Ayah A Tao apakah Li Jian-he benar-benar ingin memperistri A Tao, jika memang serius ingin memperistri A Tao, siapakah Mei-hui yang selalu disebut Li Jian-he di hari pertama dia datang. Akhirnya Li Jian-he terpaksa menceritakan semuanya.
Setelah dari Tuku, Li Jian-he memutuskan untuk membawa A Tao ke kampungnya di Xuejia, untuk diperkenalkan kepada orang tuanya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 15 Juli 2010, Episode 19
A Tao diajak Li Jian-he pulang ke Xuejia, untuk diperkenalkan kepada orangtuanya dan memohon restu untuk menikah. Orang tua Li Jian-hui meminta mereka untuk tinggal di Xuejia dan buka foto studio setelah menikah. Tetapi pasangan muda itu ingin kembali bekerja di Taipei dan berjanji akan sering-sering pulang ke Xuejia menjenguk mereka. Orangtua Jian-he terpaksa mengalah, merestui pernikahan mereka dan merelakan mereka kembali ke Taipei. Tetapi di tengah perjalanan kembali ke Taipei, A Tao berubah pikiran dan memutuskan setelah menikah di catatan sipil akan menetap di Xuejia sesuai keinginan orangtua Li Jian-he.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 16 Juli 2010, Episode 20
Setelah mencatatkan pernikahan di catatan sipil Taipei, Jian-he dan A Tao memutuskan tinggal di Xuejia. Li-xia pun memutuskan untuk menutup salonnya dan tinggal bersama suaminya di Xinzhu.
Di Xuejia mereka membuka usaha studio foto. Tapi disayangkan walau sudah di buka beberapa hari, studio mereka masih saja sepi pelanggan. Lalu Jian-he pun berupaya mencari order di sekolah-sekolah di luar Xuejia, namun masih belum berhasil mendapatkan order.
Ayah Jian-he mengalami stroke ringan dan harus di opname selama satu minggu, sehingga menghabiskan biaya yang tidak sedikit, kehidupan A Tao dan Jian-he pun menjadi lebih sulit.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 17 Juli 2010, Episode 21
Studio foto Jian-he baru dibuka beberapa lama, tetapi Jian-he mendapat panggilan negara untuk wajib latih diri sebagai prajurit cadangan selama sebulan, maka studio foto mereka terpaksa ditutup sementara.
A Tao yang tinggal sendirian di rumah sering pergi mengunjungi mertuanya, dan membantunya membersihkan rumah, apalagi sejak ayah mertuanya terkena stroke, semua pekerjaan dilakukan oleh ibu mertuanya.
Setelah mengetahui ayah mertuanya tidak punya uang, A Tao lalu bekerja paruh waktu sebagai buruh wanita di pabrik untuk menambah penghasilan.
Ayah dan ibu mertuanya terharu karena A Tao rela memberi sebagian penghasilannya untuk uang jajan ayah mertuanya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 18 Juli 2010, Episode 22
A Tao meminta agar ibu mertuanya tidak mengatakan kepada Jian-he bahwa dia bekerja. Karena jika suaminya mengetahui, pasti tidak akan mengijinkannya.
Akhirnya Jian-he pulang setelah menjalani pelatihan militer selama satu bulan. Karena belakangan A Tao sering tidak enak badan, Jian-he pun mengajak A Tao untuk memeriksakan diri ke dokter, ternyata A Tao sudah hamil satu bulan lebih.
Kondisi fisiknya lemah, namun A Tao tetap bekerja di pabrik dan mengatakan kepada Jian-he bahwa dirinya hanyalah pergi berolahraga. Jian-he gusar dan mencoba menanyakan keadaan A Tao kepada ibunya. Ibunya jadi serba salah karena sudah berjanji kepada A Tao untuk tidak memberitahu Jian-he bahwa dia bekerja di pabrik.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 19 Juli 2010, Episode 23
Waktu berlalu dengan sangat cepat. Jian-he dan A Tao telah dikarunia dua orang anak perempuan. Ekonomi mereka agak seret karena penghasilan studio foto mereka hanya hanya cukup untuk menutup pengeluaran.
Suatu hari, Chun-xiang, tetangga sebelah, meminta A Tao menebak angka lotre Da Jia Le, tanpa di duga ternyata tebakan A Tao jitu. Chun-xiang memberikan A Tao sepeda roda tiga untuk anaknya sebagai ucapan terima kasih. Awalnya A Tao tidak ingin menerimanya, tetapi karena dia tahu saat ini keuangannya tidak akan cukup untuk membelikan sepeda buat anakanya akhirnya dia menerimanya. Chun-xiang yang merasa A Tao sangat jitu dalam menebak angka Da Jia Le mengajak A Tao turut memasang, tapi A Tao menolak.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 20 Juli 2010, Episode 24
Chun-xiang untuk kedua kalinya bertanya angka untuk memasang Da Jia Le, sekaligus mengajak A Tao untuk memasangnya. Akhirnya A Tao memutuskan untuk mencobanya. Tetapi, saat A Tao akan menyerahkan uang untuk memasang Da Jia Le, mertuanya datang berkunjung, padahal waktu untuk memasang Da Jia Le hanya sampai pukul 5 sore. A Tao pun tidak dapat memasangnya. Di malam harinya, Chun-xiang kembali datang mencari A Tao. Ternyata untuk mengabarkan bahwa angka yang ditebaknya keluar.
Setelah berunding dengan Jian-he, akhirnya A tao memutuskan untuk memasang Da Jia Le minggu depannya, dengan memasang angka 11, tetapi disayangkan angka yang dipasangnya ternyata tidak keluar. A Tao merasa sangat sedih dan merasa Tuhan tidak adil kepadanya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 21 Juli 2010, Episode 25
Sejak A Tao mulai ikut memasang Da Jia Le, studio foto Jian-he mulai tidak terlalu terusrus, bahkan A Tao sampai tidak memperhatikan saat anaknya You-rong terjatuh dari tempat tidur. Dan walau sudah beberapa minggu A Tao memasang Da Jia Le, angka yang A Tao pasang selalu tidak keluar. Bahkan suatu kali A Tao memasang angka 14 ternyata yang keluar adalah angka 41.
Ibu Jian-he pun mulai curiga bahwa mereka ikut memasang lotre Da Jia Le. A Tao memutuskan tidak lagi memasang Da Jia Le, tetapi ternyata Jian-he tidak setuju dan menyuruh A Tao tetap memasang Da Jia Le, karena menurutnya jika tetap memasang Da Jia Le, mereka masih punya keinginan untuk menang.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 22 Juli 2010, Episode 26
Selama ini Jian-he dan A Tao kalah taruhan hingga 20.000 dolar, Karena belakangan angka Da Jia Le yang keluar adalah angka yang berasal dari kuburan, Jian-he pun nekat mencari angka jitu di kuburan pada tengah malam. Karena kabarnya angka jitu kuburan hanya akan keluar jika kita sendirian ke kuburan pada tengah malam.
Ternyata di kuburan itu, banyak juga laki-laki dan perempuan yang juga datang untuk mendapatkan angka jitu.
Setelah memperoleh angka jitu, Jian-he yakin bahwa angka jitu yang dia dapatkan pasti akan keluar. Jian-he pun berpesan kepada A Tao agar memasang 5.000 dolar. Tetapi A Tao hanya memasang 1.000 dolar, karena sisa uangnya untuk membayar film negatif.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 23 Juli 2010, Episode 27
Angka jitu 52 yang Jian-he dapatkan di kuburan ternyata memang keluar, tetapi kali yang memasang angka 52 sangatlah banyak, sehingga keuntungannya hanyalah 27 kali lipat.
Jian-he marah besar saat mengetahui A Tao hanya memasang 1000 dolar saja, karena awalnya dia sudah menyuruh A Tao untuk memasang 5000 dolar. Akhirnya mereka berdua pun bertengkar hebat, bahkan kata bercerai sempat terlontarkan dari mulut mereka berdua.
Setelah keduanya tenang, mereka berdua memutuskan untuk tidak lagi memasang Da Jia Le, karena tidak ada keuntungannya, bahkan saat menang malah membuat mereka yang sehari-harinya rukun menjadi bertengkar.
Ibu Jian-he datang mengabarkan bahwa Ayah Jian-he telah meninggal dunia, dan menyuruh A Tao dan Jian-he segera kembali ke Taipei karena Ibunya tidak ingin mereka terjerumus dalam perjudian Da Jia Le lagi, mereka pun setuju.
Di Taipei A Tao membuka salon, dan Jian-he tetap bekerja di biro wisata tempatnya bekerja sebelum menikah.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 24 Juli 2010, Episode 28
Walau salon A Tao baru buka, tetapi langsung mendapatkan sambutan yang lumayan meriah. Hari pertama pembukaan, tiba-tiba pemilik rumah datang ke salon A Tao dan menyatakan keberatan rumahnya dijadikan salon. Jian-he pun mencoba menemui pemilik rumah dan berhasil menyakinkan pemilik rumah untuk mengontrakkan rumahnya kepada mereka beberapa tahun lagi. Tetapi A Tao mengatakan kepada Jian-he bahwa dia ingin rumah yang sekarang menjadi miliknya, dia sudah tidak ingin pindah-pindah rumah lagi.
Bibi Jin-zhi akhirnya berhasil menemukan salon A Tao dan berjanji akan mengajak pelanggan lama untuk datang ke salon A Tao lagi.
A Tao melahirkan putra ketiga. Untuk meringankan beban kerja A Tao, anak kedua mereka, Fang-yi dititipkan kepada ibunda Jian-he di desa.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 25 Juli 2010, Episode 29
Bibi Jin-zhi terus membujuk A Tao bermain kartu, tetapi A Tao terus berusaha untuk menghindar, salah satunya dengan cara memberikan diskon untuk pelanggan yang ingin mengeriting rambutnya agar dirinya sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk bermain kartu dengan Bi Jin-zhi. Bersamaan dengan itu, A Tao mengenal Yayasan Tzu Chi lewat seorang pelanggannya yang bernama Mei-zhu.
Jian-he menerima surat dari Xiao Mi, mantan kekasihnya yang mengaku tidak bahagia setelah menikah dan meminta untuk dapat bertemu lagi dengannya.
Setelah membaca surat tersebut, pikiran Jian-he menjadi kalut. Jian-he pun memutuskan untuk mencari alamat Xiao Mi sesuai yang tertera di surat tersebut. Setelah bertemu, Xiao Mi menceritakan kehidupan perkawinanya yang tidak bahagia dan mengatakan akan tetap mengejar Jian-he, walaupun Jian-he sudah menjelaskan kepadanya bahwa pernikahannya dengan A Tao sangat bahagia.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 26 Juli 2010, Episode 30
Jian-he tak sampai hati mengabaikan mantan kekasihnya, Xiao Mi. Setelah mereka bertemu, Xiao Mi berkata bahwa ia akan merebut Jian-he kembali dari tangan istrinya.
Xiao Mi pergi ke salon Mei-hui untuk mencari tahu seperti apa istri Jian-he. Di salon Xiao Mi bertanya foto siapakah yang dipajang didinding salon A Tao. A Tao mengatakan bahwa itu adalah foto suaminya, Jian-he. Xiao Mi lalu berkata bahwa sangat mubazir foto yang begitu bagus dipajang di dinding salon A Tao yang begitu kecil, suaminya pastilah terpaksa menggantung hasil karyanya di sana. Karena merasa telah berbohong, Jian-he pun membelikan A Tao kalung, dan merasa sangat terkejut saat tiba di rumah karena Xiao Mi berada di rumahnya.
Kedatangan Xiao Mi ke salon A Tao dan bersikap aneh membuat A Tao merasa curiga. Malam harinya Jian-he mengajak Xiao Mi bertemu kembali, Jian-he berusaha memberi pengertian kepada Xiao Mi, bahwa ia amat mencintai keluarganya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 27 Juli 2010, Episode 31
Jian-he menjelaskan kepada Xiao Mi bahwa baginya keluarganya sangatlah penting, dan dia sangatlah mencintai A Tao. Jian-he juga memberi pengertian kepada Xiao Mi untuk belajar mencintai suaminya, bukan hanya mencintai dirinya sendiri. Dan mengatakan bahwa lebih baik kelak mereka tidak perlu saling bertemu kembali.
Melihat A Tao sedang mempunyai masalah, malam harinya Bibi Jin-zhi mengajak A Tao pergi ke klenteng yang kebarnya penjaga klentengnya sangat jitu. Penjaga klenteng memberikan A Tao “3 tidak dan 2 pantangan yang harus A Tao patuhi selama 49 hari, juga memberikan A Tao dua jimat yang harus A Tao tempelkan.
Setelah pulang dari klenteng, A Tao melihat Jian-he sudah merapikan salonnya, A Tao pun mengajak Jian-he pergi ke taman, dengan tujuan agar Jian-he menceritakan yang sebenarnya tentang tamu yang datang waktu itu. Tetapi ternyata Jian-he tetap tidak menceritaknnya, dan mengatakan bahwa diantara suami istri kepercayaan adalah nomor satu, keterusterangan adalah nomor dua, hal ini membuat A Tao sangat kecewa.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 28 Juli 2010, Episode 32
A Tao akhirnya memutuskan untuk menempelkan jimat pemberian penjaga klenteng setelah melihat Jian-he tetap tidak berterus terang tentang tamu salon waktu itu, juga menuruti saran dari penjaga klenteng yang menyuruh A tao untuk tidak bertengkat dengan Jian-he. Mei-zhu yang mengetahui hal itu menyarankan A Tao untuk membicarakannya kepada Jian-he, jangan sampai terjadi kesalahpahaman yang berakibat fatal.
Bibi Jin-zhi yang melihat A Tao belakangan selalu murung mengutarakan keinginannya untuk mengajak A Tao bermain kartu. Kesempatan datang saat Jian-he sedang pergi dinas ke Hua-lian, mereka memutuskan untuk bermain kartu di rumah Bibi Jin-zhi semalaman.
Di luar dugaan, Jian-he tidak jadi pergi ke Hualian. Saat tiba dirumah dan mencari A Tao dan anak-anaknya, Jian-he tidak menemukannya, dia pun mencoba mencarinya di rumah Bibi Jin-zhi. Dari luar pintu rumah Bibi Jin-zhi, Jian-he mendengar pembicaraan A Tao, Bibi Jin-zhi dan teman-temannya sepanjang malam sampai pagi. Setelah tiba di rumah, Jian-he dan A Tao pun bertengkar, dan Jian-he mengatakan sudah tidak dapat bertahan untuk hidup seperti itu, dan ingin bercerai dengan A Tao.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 29 Juli 2010, Episode 33
Jian-he memberikan A Tao surat perjanjian cerai untuk A Tao tanda tangani. Karena merasa bimbang, A Tao mencari Mei-zhu untuk meminta pendapatnya. Mei-zhu menyarankan A Tao untuk jangan pernah berniat untuk bercerai, dan merobek surat perjanjian perceraiannya.
A Tao akhirnya mengakui telah membaca surat dari Xiao Mi yang Jian-he sembunyikan.
Jian-he pun menceritakan kepada A Tao bahwa Xiao Mi adalah mantan kekasihnya yang mesih mencintainya, tetapi Jian-he sudah menjelaskan kepada Xiao Mi bahwa yang paling penting untuknya adalah A Tao dan anak-anaknya. Setelah mendengar penjelasan dari Jian-he, A Tao merasa malu, dan meminta maaf kepada Jian-he. Akhirnya mereka pun berdamai kembali.
Setelah berdamai kembali dengan Jian-he, A Tao memutuskan untuk ingin Mei-zhu mendengarkan ceramah periodik bulanan Master.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 30 Juli 2010, Episode 34
Akhirnya A Tao mempunyai kesempatan untuk berdana untuk Yayasan Tzu Chi dan menyatakan keinginannya untuk aktif di Yayasan Tzu Chi kepada Jian-he, sebenarnya Jian-he tidak terlalu setuju dengan tindakan A Tao. Jian-he hanya berpesan kepada A Tao nantinya jangan repotkan dirinya dengan masalah Yayasan Tzu Chi, karena dia tidak akan membantunya.
Pemilik rumah akan menjual rumah yang ditempati A Tao. A Tao dan Jian-he sepakat memperpanjang jam kerja mereka untuk menabung uang guna membeli rumah itu, walaupun mereka tahu hal itu sangatlah mustahil, mengingat jumlah uang mereka yang kurang sangatlah banyak, sedang rumah itu kemungkinan akan dijual sekitar 4 bulan lagi.
Mei-zhu juga memeberitahu A Tao, dia dan suaminya akan pindah ke Xinzhuang, karena rumahnya saat ini sudah habis masa kontraknya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 31 Juli 2010, Episode 35
Mei-hui ingin mengamalkan amanat Guru untuk mengubah barang bekas menjadi emas, dan meminta ijin kepada Jian-he agar dapat mengumpulkan barang bekas satu minggu sekali. Semula Jian-he menentang, namun akhirnya mengizinkan dia mengumpulkan barang bekas.
Hari pertama A Tao melakukannya secara diam-diam, tapi kepergok tetangganya, A Qing, bahkan A Qing mengira ekonomi keluarga A Tao sedang mengalami kesulitan dan memberikan A Tao NT$ 500. Keesokannya A Qing pun datang ke salonnya untuk keramas karena mengira kondisi ekonomi keluarga A Tao sedang kesulitan, tapi A Tao menolak mengeramasi A Qing.
Saat Gui-mei datang ke salon A Tao untuk keramas, A Tao pun menceritakan tujuannya mengumpulkan barang-barang bekas. Gui-mei pun menawarkan diri untuk membantu A Tao mengumpulkan barang-barang bekas.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 1 Agustus 2010, Episode 36
Bank tidak mau memberikan kredit rumah, sehingga mau tak mau mereka terpaksa harus mulai mencari rumah baru sebelum pemilik rumah menjual rumahnya kepada orang lain.
Jian-he pun mulai mencari rumah di daerah Xinzhuang.
A Qing akhirnya mengetahui tujuan A Tao mengumpulkan barang bekas, maka dia pun ikut serta melakukan kegiatan mulia itu. Begitu juga pelanggan salon lainnya, yaitu Kak Gao yang juga tertarik untuk ikut serta. Dan A Tao pun menambah jadwal mengumpulkan barang bekas menjadi 2 hari seminggu.
Belakangan saat mereka mengumpulkan barang bekas, selalu ada seorang wanita yang dari jauh memperhatikan gerak gerik mereka, wanita tersebut adalah nona Zhang, seorang pegawai kantor pemerintahan kota yang tertarik untuk membantu A Tao dan teman-temannya mengumpulkan barang bekas, apalagi setelah beliau mengetahui tujuan mulia mereka mengumpulkan barang bekas.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 2 Agustus 2010, Episode 37
Akhirnya A Tao bisa membeli rumah yang mereka tempati berkat pinjaman sertifikat dari Gui-mei untuk mengajukan KPR di bank. Setelah sertifikat rumah atas nama A Tao keluar, Jian-he pun mulai melakukan renovasi terhadap rumah mereka.
Gui-mei merasa heran, karena sertifikat rumah mereka bernama Chen A Tao, bukan Chen Mei-hui. Akhirnya A Tao pun memberitahu Gui-mei nama dia yang sebenarnya adalah A Tao. Dia tidak memakai nama A Tao di Taipei karena menurutnya namanya kampungan, tetapi Gui-mei mengatakan bahwa nama A Tao merupakan nama yang cukup bagus, dan menyuruh A Tao untuk tidak perlu malu menggunakan nama itu.
Barisan pengumpul barang bekas semakin banyak saja, yaitu A Tao, Mei-gui, A Qing, Kak Gao juga nona Zhang, bahkan ada seorang pemuda anak dari sahabat Gui-mei yang lulusan sarjana luar negeri bernama Zhou Wen-bin yang juga tertarik untuk ikut serta melakukan pengumpulan barang bekas.
A Tao dan teman-teman lainnya pun berniat menjodohkan Wen-bin dengan Nona Zhang.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 3 Agustus 2010, Episode 38
Mei-hui dikirimi surat denda oleh Dinas Pembangunan karena dianggap mencemari tempat penampungan sampah. A Tao pun meminta tolong kepada Wen-bin untuk membuatkan surat kepada Dinas Pembangunan, menerangkan tujuan mereka mengumpulkan sampah untuk daur ulang.
Akhirnya setelah mengumpulkan barang daur ulang di tempat penampungan sampah, A Tao pun membersihkan sampah disekitarnya, juga ikut petugas pembersihan untuk melihat proses pembakaran sampah. Setelah melihatnya, A Tao merasa sangat sedih karena melihat banyaknya sumber saya alam yang terbuang, dan merasa menyesal mengapa tidak sejak dulu saja dia mengumpulkan barang daur ulang.
Jian-he sempat salah paham karena mengira Mei-hui mempunyai hubungan yang akrab dengan Wen-bin, apalagi setelah melihat A Tao dan wen-bin minum kopi di café.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 4 Agustus 2010, Episode 39
Jian-he salah paham dan mengira Saudara Zhou Wen-bin menyukai A Tao, begitu jugha dengan A Tao. Kesalah pahaman itu akhirnya terselesaikan setelah Saudara Zhou, Jian-he dan A Tao membicarakannya. Jian-he meminta maaf kepada A Tao. A tao memaafkannya tetapi A Tao mengajukan syarat yaitu mulai sekarang Jian-he harus mengijinkannya untuk mengumpulkan sampah daur ulang sebanyak 4 kali seminggu. Jian-he pun mengijinkannya.
Jian-he akhirnya selesai melakukan pengecatan rumah mereka, dan berunding dengan A Tao, apakah A Tao ingin memakai nama Mei-hui atau A Tao untuk papan nama salon A Tao. A Tao merasa bimbang. Tetapi akhirnya setelah bertanya kepada Guru, A Tao pun dengan gembira menggunakan nama A Tao, dan mengucapkan selamat tinggal selamanya kepada nama Mei-hui.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 5 Agustus 2010, Episode 40
Jian-he mendapat tawaran dari adik sepupunya untuk mengelola pabrik lensa kacamata di Tainan yang menerima pesanan untuk memproduksi lensa kacamata dari pabrik besar. Jian-he masih merasa ragu untuk berhenti dari tempat kerjanya sekarang dan menerima tawaran dari sepupuhnya, apalagi A Tao pun tidak mendukung Jian-he untuk pindah kerja. Tetapi dikarenakan adanya resesi ekonomi, sehingga biro wisata tempat Jian-he bekerja sepi turis, yang mengakibatkan pendapatan Jian-he pun berkurang, akhirnya setelah berunding dengan A Tao, Jian-he menerima tawaran sepupunya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 6 Agustus 2010, Episode 41
Jian-he jadi bekerja di pabrik lensa kacamata milik sepupuhnya. Jian-he berhasil menyetel mesin penghasil lensa kacamata agar dapat menghasilkan lensa kacamata yang lebih baik, dan bahkan dapat menerima pesanan untuk piala dunia.
Enam bulan pertama pabrik mereka maju pesat. Jian-he sudah mulai mendapat pembagian bonus 20 persen dari keuntungan, adik sepupuhnya pun menawarkan Jian-he untuk bersama-sama menjadi pengelola dari pabrik mereka.
Sementara itu, A Tao pun tetap menjalankan salonnya dengan kerja keras, setiap hari salonnya buka sampai pukul dua belas malam dan bahkan pada hari libur pun A Tao tetap membuka salonnya. Kegiatan mengumpulkan sampah daur ulang pun tetap dilakukan.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 7 Agustus 2010, Episode 42
Guru A Tao di Yayasan Tzu Chi berniat membangun rumah sakit di Dalin, A Tao berniat membantu Guru mewujudkan niat mulia itu, meski ia tahu itu merupakan tantangan yang sulit. Karena menurut A Tao, ia tidak sempat memberi sumbangsih pada masa lalu yayasan Tzu Chi, tapi untuk masa depan yayasan Tzu Chi, sedikitpun ia tidak boleh tertinggal.
Eksportir yang memesan barang kepada pabrik hulu kabur, meninggalkan cek kosong. Pabrik hulu pun gagal membayar kepada pabrik kecil seperti pabrik milik Jian-he dan sepupuhnya.
Pabrik Jian-he terancam bangkrut karena masih mempunyai hutang kepada bank yang harus dibayar tiap bulannya, juga upah buruh yang belum mereka bayar.
Jian-he pun ikut sibuk meminjam dana kepada rekan kerjanya semasa di biro wisata. Tetapi sayang rekan kerja Jian-he semasa di biro ternyata juga mempunya kesulitan, sehingga tidak mampu menolong. Akhirnya A Tao mengikhlaskan tabungan pribadinya untuk membantu pabrik Jian-he agar dapat membayar upah para pekerja di sana.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 8 Agustus 2010, Episode 43
Akhirnya, Pabrik lensa kacamata adik sepupu dan adik ipar Jian-he disepakati untuk ditutup. Jian-he pun pulang ke Taipei. Dia beristirahat cukup lama sebelum akhirnya kembali bekerja lagi di biro wisata.
Pemerintah menerapkan program baru, yaitu program sampah tidak menyentuh tanah, maksudnya adalaha warga diwajibkan membuang sampah langsung ke truk sampah, tidak ada lagi tempat penampungan sampah. Maka hilanglah kesempatan A Tao dan rekan-rekannya untuk mengumpulkan sampah daur ulang. Tetapi A Tao tidak menyerah kepada keadaan. A Tao lalu mencari cara agar tetap dapat mengumpulkan sampah daur ulang, yaitu dengan cara memberitahukan kepada para pelanggannya agar memilah terlebih dahulu sampah yang dapat di daur ulang dan membawanya ke rumah A Tao.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 9 Agustus 2010, Episode 44
Menyikapi program pemerintah yang mengharuskan sampah dibuang ke truk sampah, akhirnya A Tao menjadikan salonnya sebagai tempat menampung sampah daur ulang.
Tetapi tetangganya yang mengira bahwa rumah A Tao adalah tempat penampungan sampah yang baru kemudian membuang sampah rumah tangganya ke rumah A Tao. Karena sampah rumah tangga turut dibuang ke salon A Tao, dia pun mendapat surat teguran dari Departemen Pelestarian Lingkungan, karena dituduh telah mencemarkan lingkungan.
Jian-he pun pergi ke Departemen Pelestarian Lingkungan dan berhasil menjelaskan misi daur ulang yang A Tao dan rekan-rekannya lakukan, akhirnya surat teguran dan denda mereka pun dicabut.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 10 Agustus 2010, Episode 45
Semula A Tao terpaksa menampung sampah daur ulang di rumahnya dengan sembunyi-sembunyi karena takut diketahui Jian-he. Tetapi, akhirnya ia mendapatkan izin dan dukungan dari Jian-he. Jian-he bahkan mengarahkan tetangga yang membawa sampah daur ulang agar membuangnya di tong yang disediakan.
A Tao ingin menampung sampah daur ulang lebih banyak, maka ia pun mencoba bersosoialisasi dengan tetangganya, sekaligus memberitahukan mereka pentingnya mengumpulkan sampah daur ulang. Ternyata banyak tetangganya yang juga tertarik untuk mengantarkan sampah daur ulang mereka ke rumah A Tao. Tetapi karena ada tetangga yang rumahnya cukup jauh, sehingga tak dapat mengantarkan sampah mereka ke rumah A tao, A Tao pun hendak meminjam mobil tetangga lainnya untuk menjemput sampah daur ulang dari tetangga jauh. Jian-he menganjurkan ia meminjam mobil kepada pemilik toko kelontong bernama Zang Qing-feng.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 11 Agustus 2010, Episode 46
Saat meminjam mobil kepada Zhang Qing-feng, keluarga Zhang yang tidak rukun menyadarkan A Tao, betapa keluarganya amat bahagia. Ia bersyukur memiliki Jian-he yang begitu baik dan selalu mendukungnya.
Ikrar A Tao untuk meminjam kendaraan guna mengangkut sampah daur ulang berhasil dipenuhi oleh Jian-he. Sehingga seminggu dua kali, A Tao dan Jian-he mengendarai mobil pinjaman untuk mengambil sampah daur ulang di rumah tetangga jauh mereka.
Mei-zhu meminta kesediaan A Tao mengikuti pembekalan untuk dilantik jadi komite Tzu Chi. Saat A Tao meminta pendapat Jian-he, ternyata Jian-he menentang keras A Tao masuk menjadi komite Tzu Chi..
Drama DAAI : Namaku A Tao,12 Agustus 2010, Episode 47
A Tao akhirnya dilantik menjadi komite di Tzu Chi setelah mengikuti pelatihan selama setahun. Apa yang dia lakukan tidak terlepas dari peranan dan dukungan Jian-he.
Setelah dilantik, A Tao punya dua cita-cita. Pertama, dia menginginkan Gui-mei untuk menjadi komite. Kedua, dia ingin membalas budi Jian-he, memberinya reputasi sebagai Komisaris Kehormatan di Tzu Chi. Untuk menjadi Komisaris Kehormatan, setidaknya harus berdana satu juta dolar. Walau A Tao tahu mengumpulkan uang sebanyak itu tidaklah mudah, tetapi A Tao tidak menyerah. Dia berencana untuk menyicil satu juta dolar itu dalam 3 tahun. Kak Qing bersedia untuk meminjamkan uangnya sebesar 100.000 dolar agar A Tao dapat melunasi cicilan pertamanya.
Keluarga Zhang Qing-feng yang tinggal tidak jauh dari rumah A Tao kurang rukun, A Tao berusaha menasehati Qiu-ping, istri Qing-feng agar lebih mengasihi ibu mertuanya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 13 Agustus 2010, Episode 48
Dana amal tujuh puluhan ribu dolar yang ditagih A Tao dari pagi dicuri dari rumahnya saat A Tao sedang tidur. Saat Jian-he akan melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi, A Tao melarangnya dan berkata kepada Jian-he bahwa pencuri itu mungkin karena sangat membutuhkan uang itu, sehingga mencurinya, dan menganggap kejadian itu sebagai karma yang berbuah.
A Tao bekerja keras untuk mengganti dana itu, bahkan dia juga membacakan sutra untuk memupus karma buruk si pencuri.
Qiu-ping yang tak rukun dengan ibu mertuanya, berusaha mengubah cara memasaknya untuk menyenangkan hati ibu mertuanya. Ia juga belajar membaca sutra dari A Tao.
Gui-mei dan Kak Qing memberitahukan para tetangga apa yang dialami oleh A Tao, berharap para tetangga dapat membantu, ternyata sambutan tetangga mereka sangat baik, mereka bersedia membantu berdana untuk mencukupi uang A Tao yang dicuri.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 14 Agustus 2010, Episode 49
Para tetangga mengetahui dana amal A Tao kecurian, mereka mengulurkan bantuan agar A Tao dapat menutupi jumlah dana yang telah dicuri. Gui-mei pun mencarikan A Tao pekerjaan di restoran vegetarian pada hari Minggu, ternyata pemilik restoran memberi A Tao upah sebesar 8000 dolar kepada A Tao atas bantuannya bekerja di sana selama setengah hari. Uang bantuan tetangga yang dikumpulkan Gui-mei dan Kak Qing, juga upah A Tao membantu di resoran vegetarian ternyata jumlahnya melebihi dana yang dicuri. Semua dana itu disumbang ke Tzu Chi.
Melihat A Tao membaca sutra untuk si pencuri, Qiu-ping pun membaca sutra untuk suami dan ibu mertuanya. Hal ini mengundang salah paham dan mereka pun bertengkar lagi.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 15 Agustus 2010, Episode 50
Hubungan Qiu-ping dan Ibu mertuanya yang sudah mulai membaik, kembali tidak akur karena kesalah-tafsiran qiu-ping dalam menerapkan ajaran Tzu Chi. Pertama saat Ibu mertua Qiu-ping mengetahui bahwa A Tao membacakan sutra Ksitigarba Bodhisatva untuk pencuri yang mencuri uangnya, sedang Qiu-ping membacakan sutra itu untuk dirinya dan Qing-feng, berarti Qiu-ping menganggapnya seperti penjahat. Kedua kalinya saat mendengar penjelasan A Tao tentang sampah daur ulang dan pelestarian lingkungan, Qiu-ping berusaha menularkan pengetahuan itu kepada suami dan ibu mertuanya, dengan menyamakan sampah daur ulang dengan sayur sisa sehingga membuat Ibu mertuanya merasa Qiu-ping sedang memojokkannya.
Jian-he dan A Tao menjual sampah daur ulang dengan harga lebih tinggi setelah Jian-he membuat perbandingan harga di pasaran. Ini tentu menambah pemasukan dana amalnya
Drama DAAI : Namaku A Tao, 16 Agustus 2010, Episode 51
Ternyata juga ada tetangga yang menyerahkan barang daur ulang mereka berupa baju yang masih layak pakai. A Tao pun membersihkan baju-baju tersebut terlebih dahulu, sebelum diserahkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Dari baju daur ulang yang A Tao kumpulkan itu, dia pun memilih baju masing-masing satu untuk Jian-he, Kak Qing Gui-mei dan dirinya sendiri. A Tao awalnya mengira mereka tidak menyukai baju pemberiannya, karena itu merupakan baju bekas orang lain yang masih layak pakai, tetapi ternyata mereka bertiga saat menyukai baju pemberian A Tao.
Karena merasa dipojokkan oleh Qiu-ping, Ibu mertua Qiu-ping memutuskan untuk tinggal di rumah Kakak Zhang Qing-feng. Sejak itu pula, hubungan Qing-feng dan Qiu-ping semakin tidak akur.Sejak itu pun, Zhang Qing-feng pun mulai tergoda untuk bermain game elektronik.
A Tao diminta oleh para kakak senior di kantor cabang Tzu Chi untuk berbincang-bincang, berbagi pengalaman dengan sesama insan Tzu Chi.
Jian-he berbaik hati mau mengajari A Tao menulis materi untuk ceramah, tapi A Tao menolak dan bertekad menulisnya sendiri. Tapi dia bingung, apa yang harus ditulisnya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 17 Agustus 2010, Episode 52
Ketika tiba waktu ceramah, A Tao jadi gugup. Namun tiba-tiba pikirannya terbuka, ia berusaha menjadi dirinya sendiri dan bertutur sesuai kata hatinya. Ceramahnya sukses.
Semenjak Ibu mertuanya tinggal dirumah kakak iparnya, hubungan Qiu-ping dan Qing-feng pun semakin tidak harmonis. Akhirnya Qiu-ping mencoba ke rumah kakak iparnya dan membujuk ibu mertuanya untuk pulang dan berjanji tidak akan menyuguhkan sayur sisa lagi. Tetapi karena menurut ibu mertuanya Qiu-ping tidaklah benar-benar tulus ingin mengajaknya pulang, maka ibu mertuanya berkeras tetap tinggal di rumah Kakak Qing-feng.
Qing-feng mulai kecanduan bermain game elektronik. Dia bahkan mengambil uang penjualan tokonya untuk bermain, dan berbohong pada Qiu-ping bahwa uang yang berkurang sedang dipinjam temannya.
Qiu-ping menemui A Tao dan menuturkan masalahnya. A Tao lalu berusaha membuka wawasan Qiu-ping.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 18 Agustus 2010, Episode 53
Setelah menyadari kesalahan dan meminta maaf, Qiu-ping mengetuk hati ibu mertuanya yang minggat ke rumah kakak iparnya untuk pulang bersamanya. Kesalahpahaman diantara mertua dan menantu ini pun akhirnya bisa terpecahkan. Ibu mertuanya menyarankan agar mereka bertiga bergabung menjadi insan Tzu Chi, tidak hanya mendanakan uang, tetapi juga harus ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan Tzu Chi.
Qing-feng kecanduan bermain game elektronik. Ia habiskan sebagian uang dagangannya untuk bertaruh, bahkan juga mengutang di lokasi tempatnya bermain game elektronik.
A Tao mengajak Jian-he ke lokasi penampungan besi tua milik temannya untuk mempelajari harga benda daur ulang. Ternyata selama ini mereka menjual barang daur ulangnya terlalu murah.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 19 Agustus 2010, Episode 54
Saat Qiu-ping pertama kalinya memberikan dana keluarga mereka kepada A Tao, A Tao mengatakan kepadanya bahwa berdana berapa pun tidaklah menjadi masalah, karena memberikan hati lebihlah penting daripada berdana uang.
A Tao menjual besi tua ke penampungan milik Shu-min, Shu-min memaksa untuk tidak mengambil untung dari barang daur ulang yang A Tao jual, dan memberikan harga yang tinggi kepadanya. Shu-min juga menceritakan, bahwa ia mengkhawatirkan keselamatan suaminya yang berbisnis di Tiongkok.
Qing-feng kecanduan main game, karena sudah meminjam uang di arena gamenya, pemiliknya mulai menagih hutang-hutangnya, Qing-feng berjanji akan melunasi hutangnya sebesar 300.000 dolar dalam seminggu.
Qing-feng berangkat untuk menambah stok barang di toko, tapi dia pulang dalam keadaan cedera dan mengaku mengalami kecelakaan.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 20 Agustus 2010, Episode 55
Shu-min mengatur pengiriman ke Tiongkok barang dari tiap minggu menjadi dua minggu sekali agar suaminya bisa kembali ke Taiwan.
Qing-feng hendak mengambil kredit di bank untuk memperbaiki mobil, tapi Qiu-ping memberikan tabungannya sehingga mereka tidak perlu mengkreditkan rumah mereka.
Ibu Qing-feng pun mulai mencurigai sikap Qing-feng, maka itu setiap harinya dia mulai menghitung uang penjualan toko sebelum tutup, dan menyuruh Qiu-ping menyetorkannya ke bank pada keesokkan harinya, agar uangnya tidak dipakai lagi oleh Qing-feng. Dan tanpa sengaja, saat ada pembeli yang berbelanja ke toko mereka, memberitahukan Ibu Qing-feng kalau dia melihat mobil Qing-feng sudah beberapa hari diparkir di dermaga. Ibu Qing-feng pun mencoba ke dermaga untuk mencari kebenaranya, dan ternyata memang benar itu adalah mobil keluarga mereka. Kecurigaannya kepada Qing-feng pun semakin besar.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 21 Agustus 2010, Episode 56
Qing-feng yang mengaku mobilnya terbalik, ketahuan berdusta oleh keluarganya. Kejadian ini lalu memacu tekad keluarga mereka untuk menjadi insan Tzu Chi sejati. Mereka pun sepakat mengkontribusikan mobil dan rumahnya seminggu sekali untuk dijadikan posko pengumpulan sampah daur ulang.
Karena sudah ada Qing-feng dan keluarganya yang membantu menampung sampah daur ulang, A Tao pun meminta Jian-he untuk istirahat saja di rumah, tidak perlu direpotkan lagi dengan tugas Tzu Chi. Tetapi Jian-he malah merasa tidak betah hanya duduk di rumah tanpa melakukan apa-apa, dia pun menyusul kerumah Qing-feng untuk membantu mereka mengerjakan pemilahan sampah daur ulang.
Shu-min merasa sangat gembira, karena akhirnya suaminya kan pulang ke Taiwan, dia menceritakan peristiwa itu kepada A Tao, Gui-mei dan Qiu-ping, tetapi tidak disangka, sehari menjelang pulang ke Taiwan, suami Shu-min di Tiongkok dibunuh perampok yang merampok brankas di kamarnya.
Drama DAAI : Namaku A Tao, 22 Agustus 2010, Episode 57
Shu-min semakin tegar setelah ditinggal suaminya. Dana asuransi yang didapatnya didanakan kepada Divisi Medis Tzu Chi.
A Tao menepati janji kepada dirinya sendiri untuk memberi suaminya piagam penghargaan sebagai komisaris kehormatan Tzu Chi setelah berdana selama tiga tahun. Jian-he yang awalnya mengira akan diberi kado jam tangan sesuai keinginannya sempat terkejut atas pemberian kado tersebut, tetapi akhirnya dia menerima hadiah yang telah disiapkan A Tao selama 3 tahun dengan gembira.
[Download] VA - The King 2 Hearts OST (더킹 투하츠 OST) Original Soundtrack
9 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar