saat aku berusia 17 nth, aku bertemu seorang gadis tepat dibulan januari pada saat aku pergi hang out bersama kedua temanku, aku tidak sengaja dikenalkan oleh temanku, aaku nsangat terkesan dengan sikap ramahnya dan welcome terhadapku. hingga akhirnya aku meminta nomber handphone dia. pada awlanya saja kita seperti lasyaknya teman yang sudah lama kenal, caranya mengajaku ngobrol dan caranya tersenyum dan ketawanya saat aku buat suatu lelucon, hingga dia mulai sangat akrab sekali.
setelah malam indah itu, hubungan kami berlanjut lewat telepon dan sms, kami saling bertukar cerita atau basa - basi untuk memulai obrolan bahkan karena inginya mendengar kabarnya.
ksmi berbeda sekolah dan aku merasa ingin selalu dekat denganya, bahkan aku berfikiran uyntuk pindah sekolah hanya untuknya, tapi saat itu kami tengah menghadapi ujian, dan kami tidak berhubungan untuk beberapa har5i saja. aku sering mencoba untuk mengjakanya bertelopn, tapi tak ada balasan darinya. ujian selam empat hari itu tersa lama sekali dan ujian saat itu sungguh sulit untuk dihadapi, tapi aku cukup bisa untuk menyelesaikanya, kemudian disore hari aku mendapatkan sms darinya, dan seperti biasa dia menuliskan kata seolah tidak ada sesuatru , dia mudah sekali mengakrabkan diri, dan temanku berkata dia takut gebetanku itu mudah gaul dengan orang lain , dengan melihat dia yang seperti itu.
acara perpisahan sekolah akan dimuali pekan depan, dan aku sudah mempersiapkanya jauh -jauh hari, aku mengundangnya untuk datang ke sekaolahku, dalam acara itu kami boleh mengajak siswa lain sebagai pasangan, dan aku mengajak Margareta, betapa terkejutnya dia, aku berencana akan menembaknya pada acara itu.
hari yang indah untuk memulai acara perpisahan sekolah, kami harus datang ke aula dan memulai acaranya jam 8 pagi, seperti biasa aku harus datang kerrumahnya utuk menjemputnya, sekitar jam 7.30, aku sampai dirumahnya dan aku membunyikan be rumahnya, ibunya berkata untuk menuggu.aku pun duduk dikursi depan, sambil merasakan ketidaknyaman pakainku, aku pun berpikiran apakah penampilanku berlebihan, tapi aku hanya memaki sebuah jas yang ukuranya sangat pas dengan badanku, semua sempurana dengan apa adanya, tapi rasa gerah dan tidak terbiasanya aku mengguanakan baju itu membuatku sedikit tidak nyama, lalu aku mualki membiasakan diri. tak lama kemudian Margareta Keluar rumah dan dia mengenakan Kebaya berwarana ungu dan pagi itu aku meliaht Margaret sangat berbeda sekali, aku mengenal dia yang aTomboy, dia yang apa adanya, dia yang humor. tampak berbeda sekali.
rasa poenasaranku sangat terlkihat ketika ia bertanya "Arip, kenapa? ada yang salah ya denganku". aku kaget dan langsung minder denganya dan aku gugp. padahal ada rencana yang aku buat, tapi eknapa aku semakin gugup. "oh tidak, aku hanya kaget saja dan kamu sangat cantik. apakah kamu sudah siap untukl pergi", rasanya aku seangat kesulitan jika harus mengajaknya menggunakan motorku, tapi saat itu ibunya berkata " apakah kamu bisa menggunakan mobil Rip?", aku kaget dan merasa iba terhadap diriku sendiri, "tidak usah sungkan, ayo cepat gunakan mobil itu, tidak mugnkin juga kamu bawa Margaret dengan mOtor, ayou segera pergi acaranya kan sebentar lagi" dengan gugup kuambil kunci itu, dan menuntun Margaret untuk segera naik Ke Mobil, di perjalanan aku terus bertanya dan karena seringnya kau bertanya Margaret akan marah jika terus menanyainya karena ketidak nyamanan hatiku kepada orang tuanya, tapi dia mnyuruhku tenang karena orang tuanya bukan orang yang matrealistis, meraka hanya mengharagaiku saj, mereka tidak pernah memperdulikan harata orang. itu sedeikit membuatku lega , tapi aku merasa kurang nyaman saja. walaupun semua itu memudahkanku tapi persaanku semakin malu dan tidak enak hati.
aku tidak memperdulikan lagi p[enampilan Margareta, ak hanya terpikirkan hal yang tadi dan renacan yang telah aku susun akan dibatalkan, aku segera mebukakan pintu mobil untuk Margaret, dia keluar dengan anggunya, tanganku bergetaran ketika mnggapainya, dan dia tersenyum,"jang gugup, natural saja!". itu sedikit membuatku tenag. kemudian kami memasuki ruang aula, itu, dan di sana terlihat hampir semua orang hadir, konsep acara itu seperti acara peanugrahan saja. kami harus berfoto terlebih dahulu didepan aula, dan itu sangat mencanggungkanku, aku terlihat kongyol, tapi dia tidak melepaskan tanganya dan terus berpose, aku pun terbawa suasana.
pesta saat itu sungguh meriah, kami pun bersedih ketika sesi perpisahanya, kami berkumpul semua dan bersedih saat itu. aku bertemu dengan mantan kekasihku dan dia sudah bisa menrima maaf dariku tapi dia terlihat cemburu dengan Margareta, Tapi kulihat pria yang dia bawa ke pesta juga terlihat ok, dibandingkan dengan aku yang biasa saja. namun kuliahat harapanya terhadapku. bahkan belakangan ini jalina hubungan kita mulai membaik lagi. dia sering mengirimkan pesanya yang sangat mengagumiku, padahal apa yang dikagumi dari seorang kaya aku ini.
nampaknya acara akan ceoat usai dan temanku sudah memberikan kode atau tanda untuk acara penembakan itu,
setelah malam indah itu, hubungan kami berlanjut lewat telepon dan sms, kami saling bertukar cerita atau basa - basi untuk memulai obrolan bahkan karena inginya mendengar kabarnya.
ksmi berbeda sekolah dan aku merasa ingin selalu dekat denganya, bahkan aku berfikiran uyntuk pindah sekolah hanya untuknya, tapi saat itu kami tengah menghadapi ujian, dan kami tidak berhubungan untuk beberapa har5i saja. aku sering mencoba untuk mengjakanya bertelopn, tapi tak ada balasan darinya. ujian selam empat hari itu tersa lama sekali dan ujian saat itu sungguh sulit untuk dihadapi, tapi aku cukup bisa untuk menyelesaikanya, kemudian disore hari aku mendapatkan sms darinya, dan seperti biasa dia menuliskan kata seolah tidak ada sesuatru , dia mudah sekali mengakrabkan diri, dan temanku berkata dia takut gebetanku itu mudah gaul dengan orang lain , dengan melihat dia yang seperti itu.
acara perpisahan sekolah akan dimuali pekan depan, dan aku sudah mempersiapkanya jauh -jauh hari, aku mengundangnya untuk datang ke sekaolahku, dalam acara itu kami boleh mengajak siswa lain sebagai pasangan, dan aku mengajak Margareta, betapa terkejutnya dia, aku berencana akan menembaknya pada acara itu.
hari yang indah untuk memulai acara perpisahan sekolah, kami harus datang ke aula dan memulai acaranya jam 8 pagi, seperti biasa aku harus datang kerrumahnya utuk menjemputnya, sekitar jam 7.30, aku sampai dirumahnya dan aku membunyikan be rumahnya, ibunya berkata untuk menuggu.aku pun duduk dikursi depan, sambil merasakan ketidaknyaman pakainku, aku pun berpikiran apakah penampilanku berlebihan, tapi aku hanya memaki sebuah jas yang ukuranya sangat pas dengan badanku, semua sempurana dengan apa adanya, tapi rasa gerah dan tidak terbiasanya aku mengguanakan baju itu membuatku sedikit tidak nyama, lalu aku mualki membiasakan diri. tak lama kemudian Margareta Keluar rumah dan dia mengenakan Kebaya berwarana ungu dan pagi itu aku meliaht Margaret sangat berbeda sekali, aku mengenal dia yang aTomboy, dia yang apa adanya, dia yang humor. tampak berbeda sekali.
rasa poenasaranku sangat terlkihat ketika ia bertanya "Arip, kenapa? ada yang salah ya denganku". aku kaget dan langsung minder denganya dan aku gugp. padahal ada rencana yang aku buat, tapi eknapa aku semakin gugup. "oh tidak, aku hanya kaget saja dan kamu sangat cantik. apakah kamu sudah siap untukl pergi", rasanya aku seangat kesulitan jika harus mengajaknya menggunakan motorku, tapi saat itu ibunya berkata " apakah kamu bisa menggunakan mobil Rip?", aku kaget dan merasa iba terhadap diriku sendiri, "tidak usah sungkan, ayo cepat gunakan mobil itu, tidak mugnkin juga kamu bawa Margaret dengan mOtor, ayou segera pergi acaranya kan sebentar lagi" dengan gugup kuambil kunci itu, dan menuntun Margaret untuk segera naik Ke Mobil, di perjalanan aku terus bertanya dan karena seringnya kau bertanya Margaret akan marah jika terus menanyainya karena ketidak nyamanan hatiku kepada orang tuanya, tapi dia mnyuruhku tenang karena orang tuanya bukan orang yang matrealistis, meraka hanya mengharagaiku saj, mereka tidak pernah memperdulikan harata orang. itu sedeikit membuatku lega , tapi aku merasa kurang nyaman saja. walaupun semua itu memudahkanku tapi persaanku semakin malu dan tidak enak hati.
aku tidak memperdulikan lagi p[enampilan Margareta, ak hanya terpikirkan hal yang tadi dan renacan yang telah aku susun akan dibatalkan, aku segera mebukakan pintu mobil untuk Margaret, dia keluar dengan anggunya, tanganku bergetaran ketika mnggapainya, dan dia tersenyum,"jang gugup, natural saja!". itu sedikit membuatku tenag. kemudian kami memasuki ruang aula, itu, dan di sana terlihat hampir semua orang hadir, konsep acara itu seperti acara peanugrahan saja. kami harus berfoto terlebih dahulu didepan aula, dan itu sangat mencanggungkanku, aku terlihat kongyol, tapi dia tidak melepaskan tanganya dan terus berpose, aku pun terbawa suasana.
pesta saat itu sungguh meriah, kami pun bersedih ketika sesi perpisahanya, kami berkumpul semua dan bersedih saat itu. aku bertemu dengan mantan kekasihku dan dia sudah bisa menrima maaf dariku tapi dia terlihat cemburu dengan Margareta, Tapi kulihat pria yang dia bawa ke pesta juga terlihat ok, dibandingkan dengan aku yang biasa saja. namun kuliahat harapanya terhadapku. bahkan belakangan ini jalina hubungan kita mulai membaik lagi. dia sering mengirimkan pesanya yang sangat mengagumiku, padahal apa yang dikagumi dari seorang kaya aku ini.
nampaknya acara akan ceoat usai dan temanku sudah memberikan kode atau tanda untuk acara penembakan itu,